Dokter Muda Asal Malang Ini Terima Penghargaan dari Pangeran Charles

Dr Gamal Albinsaid
Sumber :
  • BBC Indonesia
VIVAnews
Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel
- Pangeran Charles memberi penghargaan wirausaha muda kepada Dr Gamal Albinsaid, dokter muda pendiri Klinik Asuransi Sampah asal Malang, Jawa Timur untuk kategori penghargaan berkelanjutan wirausaha muda.
Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

Penghargaan itu diterima Gamal pada Jumat dini hari pekan lalu dalam jamuan di Istana Buckhingham.
4 Kebiasaan Unik Suku Dayak, Dari Telingaan Aruu hingga Panggil Arwah Leluhur


Warga yang kurang mampu bisa berobat gratis di beberapa klinik di Malang, cukup dengan menyerahkan sampah rumah tangga yang dapat didaur ulang.

Dikutip dari laman
Express
, Selasa 4 Februari 2014, Pangeran Charles selama bertahun-tahun aktif mengkampanyekan pengurangan pemanasan global.


Pangeran Charles juga berbicara menentang kelompok anti-perubahan iklim. "Ini membingungkan, saya harus mengatakan bahwa dalam dunia modern memiliki kepercayaan buta, padahal ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memberitahu kita tentang semua hal, termasuk perubahan iklim,"


"Saya bersyukur, ada pengusaha muda, bisa membantu orang lain, juga berperan dalam pengurangan pemanasan global."


Seperti dikutip dari laman
BBC Indonesia
, setiap akhir pekan warga datang ke sejumlah klinik dengan membawa sampah seperti botol plastik, kardus, dan kertas.


Sampah-sampah yang dapat didaur ulang mereka bawa dan ditukarkan dengan kartu berobat melalui program Klinik Asuransi Sampah.


Ada lima klinik yang saat ini menerapkan sistem dengan menukarkan sampah dengan kartu asuransi ini.


"Sampah yang mereka bawa – dapat berupa sampah kering apa saja yang dapat didaur ulang- dan kami hargai Rp10.000," kata Gamal.


Meninggalnya Khaerunissa, seorang anak pemulung pada delapan tahun lalu akibat diare karena ayahnya yang tak sanggup membawa berobat.


"Ini sangat menyedihkan dan merupakan tamparan bagi dunia kesehatan," kata Gamal.


"Oleh karena itu kami membentuk klinik dengan sistem asuransi sampah ini. Kami mengajak kader Posyandu, ibu-ibu PKK dan masyarakat untuk mengembangkan Klinik Asuransi Sampah untuk membantu masyarakat," kata Gamal.


"Mereka tidak hanya bisa berobat namun juga mendapatkan penyuluhan untuk mencegah penyakit dan juga rehabilitasi bagi mereka yang baru sembuh dari sakit," katanya.


Namun, dalam upaya mengembangkan klinik dengan premi sampah ini, cukup sering juga Gamal dan teman-teman mendapat permintaan agar dana Rp10.000 diberikan saja dalam bentuk uang tunai dan bukan dengan membawa sampah.


"Konsep edukasi lingkungan ini yang juga ingin kami tanamkan, dengan menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan sumber daya yang terbuang,"


Gamal mengatakan ia juga tengah mempertimbangkan untuk menerapkan sistem ini di bidang lain.


"Saya juga mulai berpikir untuk memasuki bidang-bidang lainnya seperti Sekolah Asuransi Sampah, sehingga masyarakat yang tidak mampu bisa mendapatkan pendidikan dengan membayar melalui sampah," kata Gamal.


Gamal akan mendapatkan hadiah sebesar 50.000 euro dan dukungan dari Cambridge Programme for Sustainability Leadership (CPSL) dan Unilever untuk menjalankan sistem ini dalam beberapa bulan mendatang.


Penghargaan Sustainable Living untuk kategori pemuda ini dijaring dari 510 usulan dari 90 negara. Enam finalis lain termasuk dari Nepal, Peru dan Nigeria. (eh)   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya