Wall Street Menguat, Indeks Saham Dow Jones Catat Rekor

Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVAnews
PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?
- Saham-saham melonjak pada sesi perdagangan Kamis waktu setempat di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Indeks utama Wall Street seperti Dow Jones Industrial Average mencatat sesi terbaiknya. Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan aplikasi tunjangan pengangguran, sebagai indikasi perekonomian dan pasar tenaga kerja AS membaik.

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK

Seperti diberitakan
Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara
CNBC, Jumat 7 Februari 2014, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 188,30 poin (1,2 persen) ke level 15.623,53.


Sementara itu, indeks S&P 500 naik 21,79 poin (1,3 persen) ke level 1.773,43. Kenaikan indeks dipimpin oleh saham sektor kebutuhan konsumen.


Adapun indeks Nasdaq naik 45,57 poin (1,2 persen) ke level 4.057,12.


Volume perdagangan mencapai 743 juta unit saham, sedangkan volume komposit lebih dari 3,8 miliar unit saham.


Laporan ekonomi kamis menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun sebesar 20.000, menjadi 331.000 untuk pekan lalu. Data ini muncul menjelang laporan payrolls di luar sektor pertanian selama bulan Januari yang akan dirilis pemerintah AS pada Jumat.


Analis pasar dari TD Ameritrade, JJ kinahan, menyatakan bahwa pasar menyambut baik laporan penurunan klaim pengangguran ini. Menurutnya data Desember menunjukkan klaim pengangguran itu mencapai 74.000. "Wall street sedang mencari sebuah revisi yang signifikan terhadap jumlah Desember dalam laporan Jumat," kata Kinahan.


Data ekonomi lain yang diterima Kamis menunjukkan bahwa defisit perdagangan AS melebar 12 persen menjadi US$38,7 miliar. Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa hal ini dikarenakan impor naik lebih dari peningkatan permintaan konsumen.


Laporan lain yang dicerna investor adalah produktifitas kuartal keempat meningkat menjadi 3,2 persen. Angka ini melampaui estimmasi sebelumnya yang memperkirakan turun menjadi 2,5 persen dari 3,0 persen dari kuartal sebelumnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya