Kisah Sukses Buruh Pabrik Menjadi Miliarder Dunia

Wong Man Li, miliarder asal Hongkong
Sumber :
  • Forbes Asia

VIVAnews - Wong Man Li, miliarder asal Hongkong saat ini memiliki 1.000 waralaba bisnis furniture di bawah bendera Man Wah Holdings yang tersebar di seluruh dunia. Bahkan rencananya, hingga akhir 2015 Wong akan menambah 500 waralaba lagi.

Lippo Karawaci Cetak Pendapatan Rp 17 Triliun di 2023, Kantongi Laba Bersih Rp 50 Miliar

Dikutip dari Forbes Asia, Rabu 12 Februari 2014, tak ada yang menyangka, dahulu Wong hanyalah seorang buruh pabrik biasa dengan penghasilan hanya US$4 per hari.

Pada usia 15 tahun (1980), Wong pindah ke Hongkong dari Provinsi Fujian untuk berkerja sebagai buruh di sebuah pabrik elektronik dan tekstil.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Belasan tahun bekerja di perusahaan itu, ia kemudian diangkat menjadi manager. Lalu dia bisa membeli sebuah flat dekat dengan tempatnya bekerja.

Pada 1992, dia memutuskan untuk menjual flat miliknya senilai US$120.000. Uang itu seluruhnya dia gunakan untuk memulai bisnis furniture.

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

Wong memilih berbisnis furniture karena dia menganggap bisnis itu tidak memerlukan banyak modal.

"Kau tidak memerlukan pabrik yang besar, produknya juga tidak rumit dan mudah mencari pelanggan di Hong Kong," kata Wong.

Perkiraan Wong ternyata tidak meleset. Tahun pertama bisnisnya mampu mencatat penjualan sebesar US$3 juta. Para analis memperkirakan saat ini Man Wah Holdings, perusahaan furniture miliknya, mencatatkan penjualan lebih dari US$700 juta.

Wong yang saat ini berusia 47 tahun telah bergabung dalam daftar miliarder dunia setelah harga saham perusahaan miliknya melonjak hampir dua kali lipat dalam satu tahun terakhir.

Awalnya, Wong hanya memfokuskan untuk memproduksi kursi dan sofa. Dan berkat kerja samanya dengan mitra asing, Wong mulai mendifersifikasikan produk furniturenya dan dengan mudah cepat berkembang.

Sebelumnya melalui pameran furniture terbesar di Hongkong, Wong bertemu dengan pelanggan luar negeri dan mitra asing pertamanya.

Wong lebih suka dibeli oleh pengecer besar karena dia mampu membeli dalam jumlah besar dan dikirim hanya dengan satu kapal penuh. Dengan begitu dia bisa menghemat biaya transportasi.

"Pengecer kecil tidak mampu membeli sekaligus dalam jumlah besar. Selain tidak hemat dalam hal transportasi, ini juga membuat barang di gudang Wong berkurang sedikit," ujar Larry Thomas, Editor Bisnis surat kabar Furniture Today.

Pengecer besar yang menjadi mitra dagang Wong berasal dari, Australia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Pabrik furniture yang dimiliki Wong kemudian meluas hingga ke China. Bahkan, saat ini pabrik terbesarnya terletak di sana.

Menurut Wong, China adalah pasar terbesar di dunia untuk mobil, ponsel, dan furniture. Tingginya urbanisasi di China dan meningkatnya penjualan apartemen menjadi faktor pendukung meningkatnya bisnis furniture.

Ciri khas furniture yang dihasilkan oleh Man Wah Holdings terutama pada bantalan busa yang digunakan. Selain itu, sebagian besar furniture yang diproduksi bersifat tradisional dan terbuat dari kayu.

Kayu yang akan digunakan untuk membuat furniture diuji terlebih dahulu dengan sebuah mesin yang setara dengan 72 tahun penggunaan. Man Wah Holdings juga lebih banyak menggunakan kain produksi dalam negeri.

Wong kini memiliki 8.000 karyawan, sebagai solidaritas dengan tenaga kerjanya, Wong memberikan asrama gratis bagi mereka. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya