- Antara/ Fanny Octavianus
VIVAnews - Suasana konflik di Ukraina semakin memanas. Pemerintah mencemaskan bahwa kondisi itu menimbulkan kemungkinan naiknya harga minyak dan gas.
"Di Ukraina itu urusan gas dari Rusia. Mudah-mudahan tidak berdampak signifikan terhadap kita," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa 4 Maret 2014.
Seperti dikutip dalam The Australian, harga minyak mentah di New York Mercantile Exchange untuk light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,33 atau 2,3 persen menjadi US$104,92 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent North Sea naik US$2,13 atau 2,0 persen menjadi US$111,20 per barel di perdagangan London.
Seorang analis dalam Oil Outlook and Opinion, Carl Larry, mengatakan bahwa 70 persen migas yang diekspor Rusia ke Eropa itu melalui Ukraina. "Ukraina adalah gerbang untuk gas alam Eropa," kata Larry seperti dikutip dalam situs itu.
Mengenai hal itu, Lutfi mengatakan bahwa permasalahan Ukraina bisa memengaruhi harga minyak dunia.
"Ya, katanya yang menjadi permasalahan di Ukraina adalah naiknya harga migas. Ini kan bisa berpengaruh kepada pasar dunia. Berarti, kalau harga migas naik, artinya harga barang juga naik, itu yang mesti kita antisipasi," kata dia.