Potensi Perdagangan Besar, RI dan Korsel Teken Perjanjian Swap

Bank Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews
42 Pimpinan Buruh Asia Pasifik Kumpul di Jakarta, Ini yang Dibahas
- Bank Indonesia dan Bank of Korea bekerja sama untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang kedua negara. Kerja sama itu diresmikan dalam penandatanganan perjanjian
Bilateral Currency Swap Arrangement
Truk Kontainer Bermuatan Kayu Terguling di Jalur Gentong Tasikmalaya
(BCSA) yang dilakukan oleh pimpinan kedua bank sentral tersebut di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 6 Maret 2014.
Miris! Menkominfo Sebut Transaksi Judi Online Capai Rp 327 T di 2023

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dalam sambutannya menjelaskan, BCSA yang disepakati sebesar Rp115 triliun atau setara dengan 10,7 triliun Korean Won. BCSA ini dilakukan untuk mendukung perdagangan antara kedua negara. Dengan kerja sama ini diharapkan ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat dapat berkurang.


"
Currency swap
ini spesifik mempromosikan mata uang rupiah dan won Korea," ujar Agus.


Ia menambahkan, dengan perjanjian ini, perusahaan kedua negara diberi perlindungan dalam mengembangkan usahanya, tanpa khawatir dengan gejolak nilai tukar mata uang negaranya terhadap dolar AS.


"Kegiatan usahanya sebaiknya fokus dan jangan mengambil risiko dari mata uang," kata Agus.


Dalam kesempatan yang sama Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Intenasional BI, Aida S Budiman, menjelaskan, kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah dibuat di Washington pada 12 Oktober 2013.


Menurut Aida, BI akan merevisi aturan pelaksana yang telah ditetapkan mengenai BCSA, yaitu Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 12/6/PBI/2010, jika ketetapannya sama dengan perjanjian BCSA sebelumnya dengan China. Namun, apabila hasil evaluasi PBI tersebut ketentuannya berbeda akan dibuat PBI baru.


"PBI sudah ada dalam bentuk renminbi, itu sudah ada pada 2010. Dengan Korean won sebenarnya bisa langsung ditambahkan dalam PBI itu, tapi kami mau evaluasi dulu bagaimana," kata dia.


Menurut Aida, kerja sama ini dilakukan karena mempertimbangkan besarnya potensi perdagangan kedua negara. Pada 2013, Korea Selatan merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar ke-5 dengan total nilai perdagangan mencapai US$11,6 miliar.


"Sekarang sudah ada yang menggunakan, tapi masih kecil, atau setara US$5,9 juta. Jadi, besar potensinya," kata dia.


Choongso Kim selaku Gubernur Bank Sentral Korea (Bank of Korea) menghadiri peresmian kerja sama ini. Kim menandatangani perjanjian BCSA tersebut bersama Agus Martowardojo. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya