Pengamat: Perlu Studi Kelayakan untuk Transmisi Listrik Sumatera

Pengamanan objek vital seperti transmisi listrik tegangan tinggi
Sumber :
  • Antara/ Hasan Sakri Ghozali
VIVAnews
Pesan Penting Haedar Nashir untuk Prabowo Usai Ditetapkan Presiden Terpilih
- Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Feby Tumiwa, Senin 10 Maret 2014, menyatakan bahwa proyek pembangunan transmisi listrik di Sumatera harus dimatangkan terlebih dahulu perencanaannya.

Pengakuan Mengejutkan Shin Tae-yong Jelang Lawan Korea Selatan, Ternyata Dia Merasa...

Menurut Feby, rencana proyek itu sebagaimana yang digagas oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan membutuhkan kajian yang menyeluruh mengenai kelayakannya (
Queen of Tears Akan Tayangkan 2 Episode Terakhir 10 Menit Lebih Awal
feasibility study ). Apalagi, proyek ini boleh dibilang bukan investasi yang menguntungkan.

"Belum ada perencanaan. Ini proyek baru," ujar Feby saat dihubungi
VIVAnews
.


Ia menambahkan, butuh perencanaan  jangka panjang untuk mengatasi masalah krisis pasokan listrik. "Jadi bukan sekedar solusi jangka pendek, studi kelayakan harus dilakukan. Belum ada studi kelayakan kok tiba-tiba mau bangun," kata Feby.


Ia juga mengkritik konsep pembiayaan proyek dengan menggunakan dana BUMN bidang konstruksi secara bergantian, seperti model bayar tarif jalan tol, sebagaimana diusulkan oleh Dahlan. Menurutnya, konsep ini berpotensi meningkatkan kerugian karena listrik yang hilang akan semakin besar.


"Transmisi kan harus terintegrasi, karena ini sistem besar. Potensi
losses
itu 2-3 persen. Kalau terkotak-kotak, potensi
losses
akan makin besar. Energi yang ditransfer akan sedikit dan ada biaya dari
losses,"
kata Feby.


Menurut Feby, usulan yang disampaikan oleh Dahlan ini bahkan sudah melampaui kewenangannya sebagai Menteri BUMN. Sebab, dalam UU Kelistrikan dijelaskan bahwa pembangunan transmisi yang melintasi antar provinsi merupakan kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.


"Pembangunan itu kan tugas Menteri ESDM. Itu harus lewat rencana umum ketenagalistrikan nasional," kata dia.


Pendanaan pembangunan transmisi ini, menurut Feby, sebaiknya menggunakan pinjaman lunak. Alasannya, pelunasan pinjaman dari
return
investasi semacam ini membutuhkan waktu yang cukup lama. 


"Ada pinjaman,
concessional loan,
supaya layak proses finansialnya, supaya investor siap menanggung rugi. Saya tidak mau BUMN karya yang sehat menjadi rugi. Memangnya ada yang mau masa pengembalian keuntungannya 10 tahun?" kata Feby. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya