- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan menguat hingga Rp10.900 per dolar AS pada akhir 2014.
Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan, dalam acara konferensi pers di Jakarta, Rabu 16 April 2014 mengungkapkan, sebelum penguatan terjadi, akan terjadi tekanan terlebih dahulu pada pertengahan 2014.
"Pada triwulan kedua, rupiah terhadap dolar diprediksi berada di level Rp11.700 per dolar AS," kata Fauzi di Jakarta.
Dia menuturkan, level tersebut lebih tinggi dibanding nilai tukar rupiah pada 14 April lalu yang ditutup Rp11.438 per dolar AS.
Fauzi menjelaskan, tekanan itu akan dialami oleh semua mata uang di negara Asia. Penguatan nilai tukar dolar AS disebabkan kebijakan kenaikan suku bunga yang akan dilakukan The Fed.
Dia mengungkapkan, melemahnya rupiah lebih disebabkan oleh politik domestik yang saat ini terjadi. Selain itu, imbuhnya, ada faktor defisit transaksi berjalan dan kebijakan tapering off dari Federal Reserve yang masih terasa dampaknya.
Namun, dia menilai, sejauh ini pelemahannya masih sesuai dengan kemampuan rupiah.
Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada hari ini berada di level Rp11.438 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini relatif stabil dibanding kemarin Rp11.434 per dolar AS.
Selain itu, dalam laporan Standard Chartered, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil pada 2014 diperkirakan mencapai 5,8 persen. Tingkat imbal hasil surat utang negara (SUN) 10 tahun pada akhir tahun sebesar 8 persen, neraca perdagangan US$10 miliar, neraca transaksi berjalan minus US$24,9 miliar, dan cadangan devisa US$110 miliar.
"Pertumbuhan ekonomi 5,8 persen itu jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM pada tahun ini," ujarnya. (art)
Feline Lower Urinary Tract Disease: All Cat Lovers Need to Know
Feline lower urinary tract disease (FLUTD) is a term that refers to several conditions affecting your cat’s lower urinary tract, including the urethra (a thin tube that c
