Taiwan Jadi Sasaran untuk Genjot Ekspor Indonesia

Taiwan Tower 2
Sumber :
  • Daily Mail
VIVAnews
Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu
- Pemerintah membidik pasar Taiwan untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia. Pemerintah juga menargetkan surplus perdagangan ke Taiwan sebesar US$3-4 miliar dalam tiga tahun ke depan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Pada Senin, 21 April 2014, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa ada beberapa keunggulan yang dimiliki pasar Taiwan.
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit


Menurut dia, saat ini di Taiwan, ada 220 ribu warga negara Indonesia yang terdiri atas Tenaga Kerja Indonesia (TKI), tenaga kerja kapal, pelajar, maupun warga Indonesia yang menikah dengan orang Taiwan.

Selain itu, imbuhnya, Taiwan adalah negara dengan paritas daya beli dan
pendapatan
tertinggi di Asia, kurang lebih US$30-40 ribu per tahun. Lebih tinggi dari Jepang dan Korea.


"Suasana bersahabat. Investasinya ke Indonesia juga besar. Jadi, saya pikir pasar Taiwan ini akan menjadi salah satu garapan kita ke depan untuk meningkatkan ekspor," kata Bayu seusai acara "Trade as an Engine of Sustainable Growth and Development" di Hotel Borobudur, Jakarta.


Bayu mengatakan, beberapa produk Indonesia yang diminati masyarakat Taiwan adalah furnitur kayu yang berupa
solid wood
, kopi,
lifestyle product
,
home decoration
, dan
consumer product
berupa mi instan, sambal, serta kecap.


"Permintaannya luar biasa. Jadi, ini akan kami garap untuk meningkatkan ekspor kita," kata dia.


Khusus produk furnitur, Bayu mengatakan, Taiwan sangat mengapresiasi produk Indonesia. Produk furnitur yang diekspor sudah ada yang bersertifikat SVLK (Sertikasi Verifikasi Legalitas Kayu).


Di samping itu, dia menjelaskan keuntungan berbisnis furnitur dengan Taiwan.
Pertama
, Taiwan mengimpor produk furnitur dalam bentuk barang jadi.
Kedua
, mereka berinvestasi untuk perusahaan
quality control
barang, bukan perusahaan produsen barang.


Sementara itu, produksi furnitur dikerjakan oleh perusahaan lokal di Indonesia berdasarkan desain yang diberikan oleh investor Taiwan.


"Bahan baku, nilai tambah, dan tenaga kerja dari Indonesia. Terus diekspor ke dalam bentuk jadi. Ini kan suatu hal yang menarik dari kerja sama ekonomi kita dengan Taiwan," kata dia.


Bayu menuturkan, nilai perdagangan Indonesia dengan Taiwan mencapai surplus US$2 miliar pada 2013. Angka ini didapat dari ekspor senilai US$7 miliar dan impor US$5 miliar. Pihak kementerian telah berbicara dengan kantor dagang dan ekonomi Indonesia di Taiwan.


"Kami akan meningkatkan dalam tiga tahun. Ekspornya jadi US$10 miliar. Mudah-mudahan surplusnya bisa jadi US$3-4 miliar. Kalau hitungan teman-teman nilai ekspornya bisa US$11-11,5 miliar dalam tiga tahun," kata dia.


Bayu menjelaskan, komoditas yang diekspor ke Taiwan berupa produk sektor energi sepertiĀ  batu bara dan gas. Tetapi, komoditas sektor nonmigas juga tak kalah besar.


"Tapi, saya kira permintaan mereka untuk produk nonmigas besar. Kalau ditotal, produk nonmigas lebih besar dari migas," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya