Pemilu Picu Anjloknya Permintaan Lahan di Kawasan Industri Jabodetabek
Selasa, 22 April 2014 - 12:45 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Tahun Pemilu ini dipandang punya dampak negatif atas pertumbuhan pasar kawasan industri di Jabodetabek. Permintaan lahan baru di kawasan industri turun karena ketiadaan penggerak permintaan dari sektor industri utama. Selain itu sikap menunggu situasi dari para pembeli juga turut berpengaruh.
Demikian ungkap pengamat dari Cushmand & Waakefield, Arif Rahardjo. Dia mengungkapkan turunnya permintaan tanah industri menjadi hanya 17,7 hektare pada kuartal pertama tahun ini.
Baca Juga :
Melesat Jadi Pangdam, Mayjen TNI Haryanto Serahkan Jabatan Panglima Divif 2 Kostrad ke Sohibnya
Demikian ungkap pengamat dari Cushmand & Waakefield, Arif Rahardjo. Dia mengungkapkan turunnya permintaan tanah industri menjadi hanya 17,7 hektare pada kuartal pertama tahun ini.
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, permintaan ini mengalami penurunan sebesar 62 persen, yang juga penurunan terbesar dalam 5 tahun terakhir," katanya, Selasa 22 April 2014.
Dia menjelaskan, bersamaan dengan penurunan permintaan, ada penambahan pasokan cukup besar pada kuartal ini. Sehingga, imbuhnya, tingkat penjualan kumulatif turun dari 81,1 persen pada kuartal keempat tahun lalu menjadi 80,5 persen di kuartal I/2014.
Arif mengungkapkan, tidak ada sektor industri yang mendominasi permintaan pada kuartal ini. Namun, sebagian permintaan berasal dari sektor industri pendukung yang tercermin dari besaran permintaan rata-rata hanya berkisar 1 hektare.
Sementara itu, pengembang membangun infrastruktur berupa akses tol untuk mengantisipasi bertambahnya pasokan lahan kawasan industri.
Menurut Arif, kawasan industri di barat Jakarta akan menambah pasokan baru siap bangun seluas 100 hektare pada kuartal ini. Hal itu menyebabkan pasokan kumulatif tanah industri di Jakarta dan sekitarnya naik menjadi 9.863 hektare.
"Kami akan lihat pertumbuhan per kuartal ini akan terjadi kembali ataukah memang akan turun terus," katanya. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, permintaan ini mengalami penurunan sebesar 62 persen, yang juga penurunan terbesar dalam 5 tahun terakhir," katanya, Selasa 22 April 2014.