Belum Jelas Bangun Smelter, Freeport Ditangani Khusus Kementerian ESDM
- Tudji Martudji/VIVAnews
VIVAnews - Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Rabu 23 April 2014, mengungkapkan, sudah ada lima perusahaan tambang mineral yang mengajukan permohonan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membangun tempat pemurnian atau smelter. Pembangunan smelter akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian.
Hidayat mengaku tidak mengingat secara detail perusahaan apa saja yang telah mengajukan permohonan tersebut. Namun, yang pasti kelimanya merupakan perusahaan asing.
"Ada satu di Morowali, Sulawesi, itu nikel, bauksit. Kemudian di Bintan. Kapasitasnya macam-macam ada yang 300 ribu ton," ujar Hidayat di Jakarta.
Karena nilai investasinya tergolong mahal, sekitar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar, Hidayat tidak terlalu yakin akan banyak perusahaan tambang yang membangun smelter.
Namun, menurut dia, ada lima saja smelter yang terealisasi pembangunannya tahun ini sudah cukup untuk memenuhi produksi tambang mineral Indonesia.
"Jadi, Kementerian ESDM jangan terlalu optimistis semuanya akan bangun (smelter)," kata Hidayat.
Khusus untuk PT Freeport Indonesia, menurut Hidayat, secara langsung ditangani oleh Kementerian ESDM. Hingga saat ini, pemerintah masih menahan izin ekspor Freeport lantaran belum ada sinyal bahwa perusahaan tambang emas di Papua itu akan membangun smelter.
"Kan juga ada persoalan untuk membangun," kata Hidayat. (art)