Asosiasi Adukan Masalah Industri Penerbangan ke DPR

Industri Penerbangan
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Indonesia National Air Carrier Association (INACA) meminta anggota parlemen di Komisi XI DPR RI mengkaji usulan terkait pembebasan bea masuk komponen pesawat.

Ketua INACA, Arif Wibowo, Rabu 11 Juni 2014, menjelaskan bahwa maskapai mengusulkan pembebasan bea masuk angkutan udara, karena semua barang-barang pesawat tidak diproduksi di dalam negeri.

"Kami menyampaikan ke Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian. Tapi, belum ada hasilnya. Kami mau menyampaikan aspirasi asosiasi didengar wakil rakyat," ujar Arif usai rapat dengar pendapat umum dengan Komisi XI di DPR RI, Jakarta.

Ia menjelaskan, bea masuk komponen sebesar 7 persen hingga 10 persen. Dari ribuan komponen, ada sekitar 300 komponen yang bea masuknya seharusnya dibebaskan. Antara lain seperti roda, ban, dan avionic system.

"Ini menyangkut daya saing. Kami sudah lama mengusulkan ini," kata Arif yang juga merupakan direktur utama Citilink itu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Penerbangan Berjadwal INACA, Bayu Sutanto, menambahkan bahwa memang banyak komponen pesawat yang dipasok dari luar negeri. Ia menyebutkan di antaranya adalah ban, mesin, kaca, dan pelumas.

"Kami impor oli, padahal ada Pertamina. Oli itu itu harus high grade. Pertamina waktu kami tanya, tidak tertarik karena investasinya besar tapi volume kecil. Jadi, kami banyak mengimpornya dari Petronas dan BP," kata Bayu.

Menurut Bayu, biaya komponen menelan sekitar 25 persen dari total biaya operasi. Untuk suku cadang, dana yang harus dirogoh mencapai Rp5 triliun hingga Rp7 triliun per tahun.

Ada Kabar Jaksa Peras Saksi hingga Rp3 Miliar, KPK Bilang Begini

"Ini yang kami perjuangkan. Selama ini, kami dikenakan bea masuk pada hampir semua komponen," kata Bayu.

Bea masuk komponen pun bervariasi, di kisaran 2,5 persen hingga 12,5 persen. "Kami minta diturunkan. Itu bisa mengurangi biaya hingga 7,5 persen. Cukup besar," kata Bayu.

Sebab, perusahaan maskapai dan industri penerbangan pun turut terpukul ketika nilai tukar rupiah melemah. Penguatan dolar AS menjelang akhir tahun lalu telah mengerek harga oli dan suku cadang pesawat.

"Sejak September lalu, kurs naik terus. Otomatis harga fuel juga ikut naik jadi 45-50 persen dan spare part naik 20-25 persen. Bikin pusing," kata dia. (art)

Bank Mandiri memberikan bingkisan kepada 57.000 anak yatim dan duafa

Tebar Berkah Ramadan 1445 H, Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Bank Mandiri bersama anak perusahaan memberikan bingkisan kepada 57.000 anak yatim dan duafa, di seluruh Indonesia sebagai bentuk empati.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024