Penguatan Dolar Juga Berimbas ke Maskapai Dunia

Industri Penerbangan - Mandala
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - PT Mandala Airlines yang beroperasi dengan brand Tigerair Mandala mengumumkan bahwa Tigerair Mandala akan menghentikan kegiatan operasional terhitung 1 Juli 2014. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan keputusan tersebut.
Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Ketua Dewan Komisaris Mandala Airlines, Jusman Syafii Djamal, Rabu 18 Juni 2014, mengatakan bahwa keputusan dewan komisaris mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi pasar yang sedang turun, dan meningkatnya biaya operasional akibat depresiasi rupiah yang cukup tajam.
Belum Kepikiran Nikah, Ternyata Ini Kriteria Pria Idaman Ghea Indrawari

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, bukan hanya maskapai penerbangan Indonesia saja yang terkena dampak penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Bukan Hina Pemain Korea Selatan, Ernando Minta Maaf dan Jelaskan Alasan Joget Usai Gagalkan Penalti

"Coba perhatikan, laba perusahaan-perusahaan penerbangan dunia. Yang untung mungkin cuma Singapore Airlines, dan itu lebih karena dia jual pesawat," ujarnya di Gedung DPR.

Ia menilai, menjamurnya maskapai penerbangan di dunia saat ini juga merupakan tantangan tersendiri. Untuk itu, maskapai yang tidak memiliki permodalan besar berisiko merugi.

"Kayak Malaysia Airlines, Thai Airways rugi besar.  Semua itu, karena avtur mahal dan persaingan ketat," ujarnya.

Lebih lanjut,  Bambang menjelaskan, pelemahan rupiah yang terjadi diperkirakan hanya sementara. Sejauh ini, koordinasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus dilakukan guna stabilisasi nilai rupiah terhadap dolar AS.

"Gubernur  BI juga sudah menyatakan itu kombinasi dari eksternal dan pajak importir yang butuh dolar akhir-akhir ini," katanya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya