Daur Ulang Bangkai Pesawat, Anggota Asosiasi Ini Raup Miliaran Dolar

Pesawat di Bandara Soekarno Hatta
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadi
VIVAnews
Mumpung Ramadhan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara
- Produksi pesawat udara baik jenis penumpang ataupun militer, ke depannya diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan peningkatan permintaan dan berkembangnya industri penerbangan dunia.

Park Serpong Jadi Lokasi Bukber Dispar Banten, Intip Potensi Bisnis dan Kontribusinya ke Daerah

Fenomena tersebut menimbulkan permasalahan tersendiri di kala peningkatan produksi pesawat udara setiap tahunnya, juga diikuti dengan pensiunnya pesawat-pesawat lama yang sudah tidak layak pakai.
Jokowi Imbau Warga Mudik Lebih Awal, Jumlahnya Naik 56 Persen


Daur ulang pesawat udara menjadi solusi terbaik menyelesaikan permasalahan tersebut. 

Dikutip
VIVAnews
dari buku Aviapedia 2 (ensiklopedia umum penerbangan), Selasa 24 Juni 2014, Asosiasi Daur Ulang Pesawat Udara (Aircraft Fleet Recyling Asosiation/AFRA) memperkirakan, dalam 20 tahun ke depan sekitar 12.500 pesawat udara, baik pesawat penumpang maupun pesawat tempur akan tidak beroperasi lagi.


Permasalahan ini yang menjadi perhatian asosiasi nirlaba internasional yang didirikan pada 2005 oleh 11 perusahaan di bidang penerbangan ternama di dunia.


AFRA saat ini menjadi lembaga internasional perumus kode etik dan acuan bagi produsen pesawat dalam proses pembongkaran dan daur ulang pesawat udara.


Kehadiran AFRA diakui industri penerbangan dunia, memberikan perspektif internasional dalam mencari jalan keluar, baik dari sisi teknis daur ulang pesawat sampai peraturan yang menjadi acuan.


Tiap tahunnya, di seluruh dunia ada sekitar 400-500 pesawat tempur yang dihapus dari armadanya, kemudian di bongkar.


Dari jumlah tersebut, sekitar 150 pesawat yang proses pembongkarannya dilakukan perusahaan anggota AFRA, sebanyak 30.000 ton aluminium dan 1.800 ton logam campuran khusus untuk daur ulang dihasilkan dari pembongkaran tersebut.


Sejak 2005 terhitung sebesar US$ 2 miliar penghasilan yang didapatkan anggota AFRA. Penghasilan tersebut didapat dari hasil penjualan suku cadang yang di daur ulang, yaitu berasal dari 9.000 pesawat yang terdiri dari 7.000 pesawat penumpang dan 2.000 pesawat militer.


Tujuan pendirian AFRA


Terlepas dari sisi ekonomi yang dihasilkan, tujuan pendirian AFRA sendiri esensinya untuk memberikan motivasi dan solusi kepada industri penerbangan mendapatkan solusi yang aman, ramah lingkungan dan bertanggung jawab dalam mengelola pesawat yang sudah pensiun.


Asosiasi yang berkantor pusat di Washington DC, Amerika Serikat, saat ini memiliki 69 anggota dari 15 negara di dunia.


Tiga produsen terbesar pesawat di dunia, Boeing, Bombardier dan Embraer, masuk dalam jajaran anggota organisasi internasional ini.


Sebagai Informasi, Aviapedia 2 merupakan buku ensiklopedia umum penerbangan yang diluncurkan, Senin 23 Juni 2014, oleh PT Garuda Indonesia Tbk berkerja sama dengan Penerbit Kompas Gramedia.


Buku yang ditulis oleh Singgih Handoyo dan Budi Sudibyo ini menyajikan pengetahuan umum mengenai penerbangan.


Mulai dari istilah penerbangan, prilaku pengguna jasa penerbangan, sampai perkembangan sarana dan fasilitas penerbangan yang saat ini digunakan.


Edukasi kepada publik dan mengenalkan dunia penerbangan kepada masyarakat luas, merupakan tujuan utama diterbitkannya buku ini.


Hal tersebut menjadi penting mengingat perkembangan angkutan udara khususnya di Indonesia dalam 10 tahun terakhir meningkat pesat dengan rata-rata pertumbuhan 20 persen per tahun. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya