Dahlan: Holding BUMN Perkebunan Pasti Disetujui Presiden Baru

pembukaan APEC CEO Summit 2013
Sumber :
  • ANTARA/Wahyu Putro
VIVAnews
Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya
- Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, menyatakan bahwa Presiden memberikan tanggapan positif terhadap usulan pembentukan induk usaha atau
holding
8 Manfaat Susu Kedelai untuk Kesehatan, Bisa Meredakan Gejala Menopause
di sektor perkebunan dan kehutanan. Dengan demikian, proses mewujudkan itu akan segera dilaksanakan.
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir Panggilan KPK

"Prosesnya, saya kira tidak akan lama, karena seluruh persiapannya sudah selesai. Persiapan ini kan, sejak 2012. Saya sudah paparkan, di mana 2012, sosialisasi sudah selesai. Kemudian, koordinasi dengan Kementerian Keuangan sudah selesai 2012. Lalu, Kemenkeu sudah mengajukannya, sehingga kelihatannya ini akan segera terwujud," ujar Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin malam, 30 Juni 2014.

Dahlan telah mempresentasikan kemampuan mencetak laba pada perusahaan pelat merah perkebunan hanya 3,4 persen. Kemampuan ini jauh tertinggal oleh swasta perkebunan, yang bisa mencapai
net profit margin
14 persen.


Menurut Dahlan, apabila
holding
BUMN perkebunan ini terwaujud, akan bisa mengejar ketertinggalannya dari swasta perkebunan.


"Karena efisiensi akan bisa dilakukan dengan pengadaan-pengadaan pupuk. Pengadaan apa saja itu sangat besar sekali. Kalau di-
holding-
kan, ini sangat efisien," kata Dahlan.


Selain itu, dengan pembentukan
holding,
maka BUMN perkebunan akan bisa sedikit leluasa untuk "bernapas". Terutama, dalam pengertian kewajibannya untuk melunasi utang.


Jika
holding
ini terlaksana, BUMN perkebunan tak perlu membentuk anak usaha yang prosesnya dinilai amat menyita waktu dan energi.


Dahlan meyakini bahwa Presiden yang baru nanti akan menyetujui konsep
holding
BUMN perkebunan ini.


"Saya kira, tidak ada alasan siapa pun Presiden yang terpilih untuk tidak menyetujui
holding
karena tujuannya ini baik, rasional, dan untuk memajukan bangsa ini. Dari pada kehilangan waktu 3-4 bulan, atau bahkan bisa satu tahun dibanding dilakukan seperti ini akan ada kemampuan
leverage
sangat baik. Saat ini, asetnya Rp60 triliun, lima tahun lagi bisa Rp120 tahun, dan laba bisa 14-15 persen," kata Dahlan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya