Keluarga Terkaya Ini Memulai Bisnis Saat Krisis Ekonomi

George Jenkins
Sumber :
  • Forbes
VIVAnews
BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya
- Bursa Wall Street pada Oktober 1929 jatuh. Ini menjadi permulaan krisis ekonomi yang cukup dalam di Amerika Serikat dan negara-negara maju.
Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya

Perdagangan dunia secara drastis mengecil dan produksi industri negara-negara maju menurun dengan cepat menjadi hanya sepertiga dari tahun sebelumnya. Krisis ekonomi tersebut disebut
Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO
Great Depression yang berlangsung hingga Perang Dunia II.

Dikutip dari laman Forbes , Selasa 22 Juli 2014, setidaknya tujuh keluarga terkaya dengan jumlah kekayaan miliaran dolar, dengan total US$31,9 miliar, justru memulai raksasa bisnisnya pada masa Great Depression .


Saat krisis ekonomi itu, diperkirakan 15 juta orang Amerika Serikat menganggur. Tetapi, keluarga yang berasal dari permukiman kumuh dan miskin, justru memanfaatkan krisis ekonomi itu dengan memulai bisnis kecil-kecilan.


Ivan Light, Profesor Sosiologi University of California, mengatakan, resesi ekonomi itu menyebabkan begitu banyak pengusaha yang gulung tikar. Mereka yang tak mampu berinovasi akan bangkrut. Keadaan berbeda dialami industri kecil. Mereka mampu bertahan di masa-masa sulit yang menempanya.


Robert Boyd, Profesor Sosiologi dari Mississippi State University mengatakan, dalam kondisi seperti itu pilihan industri makanan menjadi pilihan umum dan banyak diminati.


Lebih dari setengah keluarga terkaya itu mulai membangun bisnis dengan terjun ke industri makanan selama
Great Depression
mulai ada. Hasil kerja keras mereka begitu manis, saat ini jumlah gabungan kekayaan mereka mencapai US$24,3 miliar.


"Selama
Great Depression
, beberapa pengusaha yang mampu bertahan hidup di perkotaan adalah dengan membuka toko kelontong kecil di rumah mereka sendiri atau di halaman depan toko-toko yang ditinggalkan pemiliknya," ujar Boyd.


"Pengusaha ini membeli makanan yang tidak mudah busuk, karena jika dagangan mereka tidak habis terjual, setidaknya mereka dan anggota keluarga mereka bisa hidup dari persediaan yang tidak terjual, sehingga terhindar dari kelaparan," ungkapnya.


George Jenkins salah satunya. Dia keluar dari pekerjaan tetapnya di pusat perbelanjaan Piggly Wiggly, saat atasannya tidak memberinya upah. Padahal, dia sudah bekerja mengemudi selama 8 jam.


Mundur dari pekerjaan tetapnya, lalu dia mulai membuka Publix Super Markets pada 1930. Jerih payahnya terbayar, saat ini dia mempunyai 1.000 jaringan toko di seluruh AS bagian tenggara dengan penjualan mencapai US$29 miliar, yang memperkuat jumlah kekayaan keluarganya menjadi US$5,2 miliar.


Keluarga McKee, keluarga yang selamat dari
Great Depression
juga memiliki cerita yang sama. Dia dan istrinya, Ruth McKee menjual kepemilikan saham di Whippet, produsen mobil pada 1928.


Kemudian, pada 1934, mereka membeli perusahaan roti di Chattanooga, Tenn. Keluarga McKee memulai bisnis pembuatan roti dan dengan varian yang paling terkenal Little Debbie cream pies. Keturunannya sekarang masih menjalankan usaha pembuatan roti pada perusahaannya senilai US$1,4 miliar.


Keluarga E.&J. Gallo Winery juga memulai usaha pembuataan anggur pada 1933. Saat itu, dia mampu bertahan dari krisis ekonomi dengan menguras habis persediaan anggur di gudangnya. Produk anggur mereka begitu populer pada waktu itu, karena menjual 50 sen per galon, atau setengah harga dari harga anggur di pasaran.


Nyatanya, keluarga Gallo saat ini memiliki total kekayaan US$9,7 miliar dan menjadi produsen anggur terbesar di dunia.


Pemasok McDonalds
Lain lagi dengan keluarga J.R Simplot. Keluarga ini membeli lahan pertanian kentang Idaho pada 1929 dan mengerjakan sendiri pertaniannya.


Saat panen kentang tiba, dia tidak bertujuan menjual seluruhnya, melainkan yang utama untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarganya, sisanya baru dia jual ke pasar.


Dia memang seorang yang kreatif. Dikenal sebagai Bapak Kentang Goreng Beku. Dia menemukan proses pembekuan pada kentang goreng yang siap olah. Perusahaan ini memasok sepertiga dari produksinya ke McDonalds.


Simplot meninggal dunia pada 2008 dengan jumlah kekayaan senilai US$8 miliar. Kini keturunannya yang melanjutkan usahanya tersebut.


Tiga taipan lainnya yang berasal dari bisnis kecil pada krisis ekonomi ini yakni Hesses, keluarga yang menggeluti bisnis minyak; Boyles, ritel Columbia Sportswear; dan Sthephens Clan, yang fokus pada investasi perbankan.


Keluarga miliarder lainnya yang memulai bisnis saat
Great Depression
dan selamat yakni John Willard Marriott. Awalnya, bisnis ini terjebak dalam sistem waralaba. Perusahaan ini bertahan di bisnis makanan hingga melebarkan sayapnya ke bisnis perhotelan pada 1975, dengan merek, Marriott International.


Sekarang, mereka juga memiliki waralaba hotel khusus kelas menengah ke atas Ritz-Carlton dan Renaissance. Bisnis perhotelan tersebut diperkirakan telah menambah jumlah kekayaannya menjadi US$5,7 miliar. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya