Triwulan II, DPK BCA Rp421,2 Triliun

BCA Klaim Tidak Melanggar Peraturan Perpajakan
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp421,2 Triliun pada akhir Juni 2014, atau meningkat sebesar 11,3 persen year on year.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

"Saldo dana rekening transaksi giro dan tabungan atau CASA merupakan porsi utama DPK yaitu sebesar 77,2 persen dari total DPK," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setaatmadja, saat pemaparan kinerja semester 1 tahun 2014 di Hotel Indonesia Jakarta, Rabu, 23 Juli 2014.

Lebih lanjut, Jahja memaparkan dana CASA meningkat 6,3 persen year on year menjadi Rp325,2 Triliun. Dana giro naik 8,9 persen year on year menjadi Rp105,7 Triliun, sementara dana tabungan tumbuh 5,1 persen year on year menjadi Rp219,5 Triliun.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Adapun, BCA mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 32,4 persen year on year menjadi Rp96 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.

"Dengan indikator-indikator perekonomian Indonesia menunjukan pertumbuhan yang melambat, volatilitas nilai tukar rupiah yang terus berlanjut dan likuiditas yang lebih ketat merupakan hal penting dari BCA untuk menjaga pertumbuhan kredit pada level yang tepat serta memperkuat posisi likuiditas dan permodalan," imbuh dia.

Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun

Jahja menambahkan, likuiditas neraca tetap terjaga dengan rasio kredit terhadap DPK tercatat sebesar 75,5 persen dan secondary reserves sebesar Rp67,7 Triliun atau 16,1 persen terhadap total DPK pada akhir Juni 2014.

Selain itu, rasio kredit bermasalah atau NPL tetap berada pada level yang rendah yaitu hanya 0,5 persen dengan rasio cadangan sebesar 368,1 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 17 persen di Juni 2014 dibandingkan 16 persen pada Juni 2013, mempertegas posisi permodalan BCA yang sehat.

"Kami yakin bahwa BCA akan berada pada posisi yang menguntungkan untuk menangkap peluang pada saat ekonomi Indonesia kembali membaik," kata Jahja. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya