Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Realisasi investasi triwulan II-2014 mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah investasi dari 2010. Total investasi pada triwulan II mencapai Rp116,2 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, Kamis 24 Juli 2014, memaparkan investasi triwulan II itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp38,2 triliun (32,9 persen) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp78 triliun (67,1 persen).
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, Kamis 24 Juli 2014, memaparkan investasi triwulan II itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp38,2 triliun (32,9 persen) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp78 triliun (67,1 persen).
Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu peningkatannya sebesar 16 persen, atau Rp99,8 triliun, dan dibanding triwulan I-2014 sebesar sembilan persen, atau sebesar Rp106,6 triliun.
"Jadi, tujuannya agar menjaga tingkat investasi itu tetap di tingkat tinggi, dan keliatannya triwulan II ini masih bisa tercapai," ujarnya, saat ditemui di kantornya.
Dengan capaian tersebut, hingga semester I-2014, laju investasi mencapai Rp222,8 triliun. Itu, terdiri dari PMDN sebesar Rp72,8 triliun dan PMA sebesar Rp150 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, peningkatannya sebesar 15,6 persen.
Sebaran investasi pada semester pertama tahun ini masih didominasi di Pulau Jawa sebesar Rp131,1 triliun (58,8 persen) dan di luar Jawa sebesar Rp91,7 triliun (41,2 persen).
Khsusus untuk realisasi di luar Jawa, terjadi peningkatan sebesar 10,1 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp83,3 triliun.
"Realisasi investasi baru jauh lebih tinggi dibanding perluasan. Investasi baru sebesar 69 persen dan investasi perluasan sebesar 31 persen," tegasnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu peningkatannya sebesar 16 persen, atau Rp99,8 triliun, dan dibanding triwulan I-2014 sebesar sembilan persen, atau sebesar Rp106,6 triliun.
