- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Hingga semester I 2014 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank Mandiri terus mengalami perlambatan. Diperkirakan pertumbuhannya hanya bisa sebesar 5 persen pada tahun ini, jauh dari tahun-tahun sebelumnya yang bisa tumbuh 15 persen.
Senior Executive Vice President Consumer Finance Bank Mandiri, Tardi, di kantornya mengatakan, hal ini merupakan dampak dari penerapan berbagai aturan baru Bank Indonesia (BI), salah satunya penetapan rumah inden tidak boleh diberi fasilitas KPR.
"Karena ada aturan BI yang batasi KPR kedua dan ketiga, dan tidak diperkenannya inden. Juga kebijakan LTV-nya dibatasi 50-60 persen, itu yang menjadikan turun," ujarnya.
Kemudian menurutnya daya strategi penjualan baru yang diterapkan pengembang, membuat fasilitas KPR ditinggalkan. Pengembang menawarkan pembelian rumah tanpa fasilitas KPR, dengan cara tunai bertahap. "Mereka merubah jadi cash bertahap dari 48-60 kali cicilan," tambahnya.
Sampai dengan Semester I 2014, portfolio KPR Mandiri sebesar Rp26,3 triliun. Dibanding tahun lalu, jumlahnya hanya bertambah Rp200 miliar.
"Memang ada perlambatan pertumbuhan yang signifikan. Kita hanya tumbuh 5 persen," imbuhnya.
Guna mensubsitusi performa rendah kredit KPR, bank plat merah ini mengembangkan kredit kendaraan melalui anak usahanya Mandiri Tunas Finance (MTF). Saat ini kredit kendaraan bermotor naik 35 persen, dengan portfolio kredit mencapai Rp12 triliun.
"MTF sudah jadi 3 terbesar setelah Astra Credit Çompany dan BCÀ Finance," tambahnya.
Upaya tersebut diharapkan efektif dalam mengakumulasi perlambatan yang terjadi di kredit KPR. "Kami swifting-lah, kalau KPR nggak bisa tumbuh, kami tumbuh di personal loan dan otomotif," tandasnya.