Kemenkeu: Jika Harga BBM Dinaikkan Sekarang, Kasihan Pemerintah Baru

Antrian BBM di SPBU Menjelang Kenaikan Harga
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Kementerian Keuangan mengungkapkan alasan menyarankan pemerintahan baru untuk periode 2014-2019 agar menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, Kamis 21 Agustus 2014, menjelaskan bahwa jika kenaikan harga BBM bersusidi itu diberlakukan pemerintah saat ini, maka penghematan yang dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan maksimal oleh pemerintah baru.

Menurut Askolani, hasil penghematan yang digunakan pemerintah saat ini belum tentu sejalan dengan arah kebijakan pemerintahan baru.

"Misalnya pemerintah ambil langkah naikkan harga, kan ada penghematan, uang ini kan dibagi oleh pemerintah sekarang yang belum tentu sejalan dengan visi misi pemerintah baru. Lalu uangnya habis, kemudian kalau pemerintahan baru mau naikin lagi (BBM) sudah tak bisa lagi," ujar Askolani di Jakarta.

Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi ini, ia melanjutkan, idealnya tidak setengah-setengah dilakukan. Karena jika imbasnya akan berpengaruh pada stabilitas ekonomi di masa depan, meskipun ada penghematan yang didapat.

"Kalau diambil pemerintah sekarang itu malah kasihan pemerintah baru, tidak ada cukup ruang untuk melakukan penyesuaian," kata Askolani.

Mesti demikian, ia menambahkan, tidak menutup kemungkinan kenaikan harga BBM akan dilakukan pada pemerintahan saat ini. Hal itu tergantung pembicaraan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan presiden baruyang terpilih .

"Semua tidak ada yang tidak mungkin, semua tergantung konstelasinya," kata dia. (adi)

United Tractors Tebar Dividen hingga Total Rp 8,2 Triliun
Suzuki Avenis edisi 2024

Suzuki Luncurkan Skuter Matik Baru Rp24 Jutaan

Suzuki Avenis 125 2024 mempertahankan desain sporty yang menjadi ciri khasnya.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024