Kehabisan Premium Subsidi, Sejumlah SPBU Hanya Jual Pertamax

Pengendara sepeda motor membeli pertamax
Sumber :
  • Arie Dwi Budiawati/ VIVAnews
VIVAnews
Bukan Jakarta, Ini Kota Pertama yang Mulai Jadikan Suzuki Carry Sebagai Mobil Angkot
- Hari ini, Selasa 26 Agustus 2014, aktivitas di SPBU bernomor 34.17548 di Cibitung, Bekasi tampak lengang. Kendaraan yang mengantre pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pun bisa dihitung jari.

Media Asing yang Semula Remehkan Timnas Indonesia Kini Memuji: Kemenangan Paling Dramatis

Pasalnya, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tersebut kehabisan premium. Seorang petugas SPBU, Yanti, mengatakan bahwa kondisi ini terjadi sejak kemarin.
Kapal KM Bukit Raya Terbakar, Ribuan Calon Penumpang Gagal Berangkat ke Surabaya


"Habis dari kemarin. Belum ada isi-isi lagi dari premium," kata dia, kepada
VIVAnews
.


Akibatnya, kata Yanti, masyarakat pun beralih dari premium ke pertamax. Tak hanya itu, antrean pembelian pertamax pun telah terjadi dari kemarin. Sayangnya, tak disebutkan secara rinci antrean dan peningkatan penjualan pertamax.


"Antrenya dari kemarin. Ini saja (masyarakat) antre, kalau kepepet (beli pertamax), sehingga pembelian pertamax banyak," kata dia.


Menurut pantauan
VIVAnews
, di SPBU tersebut terdapat lima dispenser BBM dan hanya 1-2 dispenser yang melayani pembelian BBM. Itupun yang dilayani adalah pembelian pertamax.


Selain itu, berdasarkan pantauan
VIVAnews
pagi ini, SPBU di Jatiasih, Bekasi dan Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor, juga tidak ada stok premium.


Sejumlah pengendara motor tampak mengantre untuk membeli pertamax. Di SPBU Jatiasih, petugas memasang pelang pengumuman dari Pertamina, yang menyebutkan kuota premium hari ini habis dan dipersilakan menggunakan pertamax.


Namun, antrean untuk mengisi bahan bakar motor dengan pertamax masih terlihat normal. Sekitar 10-15 motor.


Seperti yang diketahui, kemarin, PT Pertamina (Persero) menampik alasan kelangkaan BBM bersubsidi di daerah. Yang ada hanyalah mereka mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi.


Perusahaan pelat merah itu memotong jatah 5 persen premium bersubsidi dan solar 10-15 persen di SPBU. Langkah ini ditempuh untuk menjaga kuota BBM bersubsidi yang sebanyak 46 juta KL cukup hingga akhir tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya