Cara Penjual Martabak Ini Tingkatkan Untung

Martabak Bolu
Sumber :
  • Istimewa

VIVAnews - Anda pasti pernah beli martabak. Namun, ada yang berbeda dari Kedai Martabak Tropica yang berlokasi di Perumahan Taman Kopo Inda II, Blok B1 Nomor 6, Bandung.

Simak Profil Pemain Drakor Night Has Come, Dipenuhi Oleh Aktor dan Aktris Populer!

Biasanya, martabak dijual di pinggir jalan dengan sebuah gerobak. Namun, di kedai ini, sambil menunggu pesanan martabak, pengunjung bisa menikmati berbagai macam fasilitas dan memesan menu-menu lainnya seperti kopi, susu, minuman dingin, dan camilan lainnya.

"Kita ciptakan konsep sambil menunggu martabaknya jadi, pengunjung bisa sambil enjoy, duduk-duduk santai, bisa sambil ngopi-ngopi dulu, minum-minum dulu, dan yang tak kalah penting di kedai Martabak Tropica ini kita sediakan free wi-fi," kata sang pemilik kedai, Bryan Z Leman, dalam keterangannya.

Yusril Sindir Mahfud soal Narasi dan Petitum Gugatan Sengketa Pilpres Tak Sejalan

Bryan mengaku baru tiga bulan menjadi penjual martabak. Awalnya, ia menjual martabak menggunakan gerobak di pinggir jalan. Namun, karena pengunjung membeludak, membuat sekeliling gerobak menjadi sumpek dan hampir tumpah ke jalan raya. Untuk itu, ia berupaya mencari tempat jualan yang lebih luas dan memberikan kenyamanan dengan berbagai fasilitas bagi para pengunjungnya.

Bermacam-macam jenis martabak dijual. Ada martabak manis maupun martabak bolu. Harganya mulai Rp40.000 sampai Rp100.000. Martabak Bolu menjadi salah satu menu unik dan menjadi andalan.

Bareskrim Bongkar Sindikat BBM Pertamax Palsu, Manajer hingga Pengelola SPBU jadi Tersangka

Sepintas martabak bolu ini tak beda dengan martabak pada umumnya. Tapi, rasanya sangat kental dan kenyal memanjakan lidah. Salah seorang pengunjung, Astri Agustina (23 tahun), mengaku puas dengan rasa dan penyajian martabak milik Bryan. Sebab, jumlah martabak yang disajikan per porsinya lebih banyak.

"Beda jika dibandingkan dengan yang lain. Kalau martabak ini lebih tebal, lebih banyak, toppingnya banyak banget, teksturnya lembut. Kalau martabak yang biasa kan menteganya itu pas dimakan suka nempel di langit-langit. Kalau martabak yang ini nggak (nempel)," katanya.

Selain itu, ada kopi, susu, minuman dingin dan camilan lainnya yang bisa dijadikan teman saat menunggu martabak jadi. Bryan mengatakan, selain dari Kota Bandung, pelanggannya ada yang berasal dari luar Kota Bandung seperti Jakarta, Cianjur, Bogor, dan Depok.

Dalam sehari, lanjut Bryan, kedainya mampu menjual hingga 100 martabak. "Rata-rata 80 martabak kita jual dalam sehari, tetapi paling sedikit dalam sehari itu kami jual 40 dan paling banyak 100 martabak, kadang juga lebih dari 100," ujarnya.

Menurut Bryan, pada dasarnya, cara membuat martabak itu sama saja. "Kalau membuatnya sih sama saja, cuma martabak kami ini lebih tebal dan toppingnya juga banyak," katanya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya