Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 Kembali Cetak Rekor

Para pialang sedang berbincang di Bursa Efek New York.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson
VIVAnews
Mengenal Sepak Terjang Karier Alvina Elysia, Dirut Perempuan di Anak Perusahaan Pupuk Kaltim
- Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu waktu New York, dengan indeks S&P 500 untuk kedua kalinya berturut-turut berada di atas level 2.000.

Iran Bantah Rudal Israel Meledak di Isfahan: Itu Drone yang Ditembak Jatuh

Seperti dikutip dari laman
TNI Berduka, Letkol Marolop Meninggal Dunia 2 Hari Usai Serahkan Jabatan Komandan Kodim di Papua
CNBC , Kamis 28 Agustus 2014, kenaikan indeks ini disebabkan investor puas dengan beberapa perusahaan yang membukukan kenaikan pendapatan.


"Rekor tertinggi ini karena didukung oleh pendapatan perusahaan yang baik. Banyak perusahaan memiliki neraca keuangan yang sehat dan berencana melakukan ekspansi. Tahun ini diperkirakan S&P 500 bisa tumbuh 10-11 persen," ujar Frank Fantozzi,
President and CEO
Planned Financial Service Cleveland, Ohio.


Saham Tiffany melonjak setelah outlook penjualan barang-barang mewahnya menguat. Tetapi, saham Smith & Wesson melemah setelah perusahaan pembuat senjata ini merevisi target perolehan labanya menjadi setengah dari sebelumnya.


"Sepertinya ini menjadi dampak dari aspek psikologis investor, yang mengambil napas sebagai lawan dari pergi menjauh," ujar Mark Luschini, Kepala Strategis Investasi di Janney Montgomery Scott.


Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 15,31 poin (0,1 persen) ke level 17.122,01.


Sementara itu, indeks S&P 500 kembali menguat di atas level 2.000 untuk kedua kalinya berturut-turut ke level 2.000,12, dengan saham sektor utilitas memimpin penguatan. Adapun indeks Nasdaq turun 1,02 poin ke level 4.569,62.


The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar, levelnya naik 1,3 persen ke posisi 11,78.


Sementara itu, perkembangan di Ukraina, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Rusia telah mengirim tank dan kendaraan lapis baja tambahan ke Ukraina. AS menilai hal itu sebagai rencana balasan militer baru.


Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 497 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 2,3 miliar unit saham. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya