- Daru Waskita/VIVAnews
VIVAnews - Upaya normalisasi penyediaan stok penjualan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dari PT Pertamina (Persero) ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sudah dilakukan sejak dua hari lalu. Tetapi, hingga kini belum sepenuhnya membuat kelangkaan BBM subsidi teratasi.
Hal ini terbukti di beberapa kabupaten di Jambi, masih terdapat SPBU yang belum beroperasi. Bahkan antrean panjang juga belum teratasi di SPBU yang masih memiliki stok penjualan BBM bersubsidi.
Salah satunya yang terjadi di Kabupaten Merangin, Jambi. Dari lima SPBU yang ada di wilayah tersebut, hingga saat ini hanya dua SPBU yang masih dapat melayani pembelian BBM bersubsidi.
Akibatnya, antrean panjang kendaraan mencapai satu kilometer masih terlihat di daerah ini. Sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi di Kabupaten Merangin ini berdampak pada harga eceran BBM bersubsidi di pedagang.
Bahkan untuk di kawasan terpencil, seperti kawasan Jangkat dan Ranah Kemumuh, Merangin, Jambi, daerah yang berada di kaki bukit dua belas, harga eceran premium bersubsidi mencapai Rp25 ribu per liter, sementara harga solar menjadi Rp15 ribu per liternya.
Samsudin, pedagang BBM subsidi eceran, mengatakan sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi di SPBU menjadi alasan dia menaikkan harga eceran.
Sementara itu, Darmawan, salah satu warga mengaku, mereka tetap membeli karena tidak ada pilihan lain. Dia mengatakan, agar tetap bisa beraktivitas, dia terpaksa membeli BBM tersebut, walaupun dengan harga selangit.
tvOne/ Bayu Alfarizi dan Bima Pratama