Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan bahwa naik, atau tidaknya suku bunga kredit tergantung dari dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Gini, soalnya itu bukan matematik yah, kan pengaruhnya tidak langsung. Inflasi diumumkan setiap bulan, baru kami tahu, oh interest harus berapa. Atau, oh cukup tetap aja, kira-kira begitu," ujarnya, saat ditemui di JCC, Jumat 29 Agustus 2014
"Gini, soalnya itu bukan matematik yah, kan pengaruhnya tidak langsung. Inflasi diumumkan setiap bulan, baru kami tahu, oh interest harus berapa. Atau, oh cukup tetap aja, kira-kira begitu," ujarnya, saat ditemui di JCC, Jumat 29 Agustus 2014
Menurutnya, dampak dari kenaikan BBM bersubsidi bisa memengaruhi perilaku masyarakat. Apalagi, dampak terbesar akan terasa pada pengguna kendaraan umum.
"Pada biaya kendaraan umum, misalnya naiknya berapa, lalu bagaimana orang melakukan penghematan," tambahnya.
Selain itu, kenaikan harga BBM subsidi juga bisa menurunkan tingkat produksi, jika permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa menurun.
"Permintaan barang dengan harga meningkat, produksi akan berkurang. Nah, itu kan industri akan melemah, permintaan BBM subsidi akan turun. Jadi, ngak bisa matematik tuh begitu. Jadi, nanti sesudah katakan BBM subsidi naik, kita lihat sebulan kemudian dampaknya berapa," tuturnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, dampak dari kenaikan BBM bersubsidi bisa memengaruhi perilaku masyarakat. Apalagi, dampak terbesar akan terasa pada pengguna kendaraan umum.