Permintaan Domestik Naik, Krakatau Steel Tambah Produksi

Pekerja mengontrol produk baja batangan
Sumber :
  • Antara/ Asep Fathulrahman

VIVAnews - PT Krakatau Steel Tbk menargetkan peningkatan kapasitas produksi baja sebesar 127 persen, dari sebelumnya 3,15 juta ton pada 2013, menjadi 7,15 juta ton pada 2018.

Direktur Urama Krakatau Steel, Irvan K. Hakim, mengatakan peningkatan kapasitas produksi baja tersebut guna memenuhi pasar baja domestik, yang terus tumbuh dan mempertahankan perseroan sebagai pemasok baja utama.

Selain kapasitas produksi baja, Krakatau Steel juga akan meningkatkan pendapatan non-baja sebesar 87 persen dari US$333 juta pada 2013, menjaadi US$624 juta pada 2018.

"Daya saing Krakatau Steel akan ditingkatkan melalui penurunan biaya produksi slab baja sebesar 13 persen dan memproduksi produk-produk bernilai tinggi, dari 200 ribu ton menjadi 860 ribu ton sepanjang periode 2013-2018," ujar Irvan, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Minggu 31 Agustus 2014.

Menurutnya, perseroan akan menjalankan empat hal untuk mengoptimalkan kinerja, yakni meningkatkan daya saing biaya, memperbesar kapasitas produksi, meningkatkan produk bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan bisnis non-baja.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Krakatau Steel akan membangun hot strip mill (HSM) II, yakni lini baru untuk memproduksi baja lembaran canai panas berkapasitas 1,5 juta ton per tahun.

Adapun yang telah selesai adalah pendirian pabrik baja terpadu PT Krakatau Posco, dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun, terdiri atas produksi 1,5 juta ton pelat dan 1,5 jutaan ton slab untuk bahan baku perseroan, serta pendirian pabrik baja profil dan batangan PT Krakatau Osaka Steel (bekerja sama dengan Osaka Steel Corporation) berkapasitas 500 ribu ton per tahun.

Sementara itu, upaya meningkatkan daya saing biaya dilakukan melalui pembangunan pabrik Blast Furnace, dengan target menurunkan biaya produksi slab SSP1 dan SSP2 sebesar US$ 64 per ton, yang dihasilkan melalui penurunan biaya bahan baku dan konsumsi listrik di Steelmaking.

Irvan menjelaskan, guna meningkatkan produk bernilai tambah tinggi, dilakukan perseroan melalui pembangunan pabrik Galvanizing & Annealing Line oleh PT Krakatau Nippon Steel Sumikin.

Pabrik hasil kerja sama dengan Nippon Steel Sumitomo Metal Corporation ini akan memproduksi baja galvanizing dan anealing untuk sektor otomotif dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.

Bangun pembangkit listrik

Irvan menambahkan, manajemen juga melakukan diversifikasi portofolio guna memperbesar pendapatan dari bisnis non-baja, melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga gas & uap PT Krakatau Daya Listrik.

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Pembangkit listrik dengan daya 120 MW itu untuk memenuhi kebutuhan listrik perseroan, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalan peralatan.

Melalui PT Krakatau Tirta Industri, kapasitas pasokan air bersih ke kawasan industri akan ditingkatkan dari 37 juta meter kubik (M3) menjadi 56 juta M3 per tahun serta ekspansi kapasitas pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, sehingga pelayanan bongkar muat meningkat dari 10 juta ton menjadi 25 juta ton per tahun.

"Seluruh strategi tersebut dijalankan manajemen guna menyikapi dinamika perekonomian global saat ini dan di masa mendatang," imbuhnya.

Irvan menjelaskan, hingga pertengahan tahun 2014, pertumbuhan ekonomi dunia masih mengalami perlambatan sebagai dampak krisis keuangan yang berkepanjangan di negara Eropa.
 
“Kondisi ekonomi dunia tersebut berdampak pada menurunnya jumlah permintaan baja di pasar global maupun domestik yang diikuti dengan turunnya harga jual produk. Hal tersebut diperburuk dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” ujar dia.

Tantangan ekonomi global

Menurut Irvan, menghadapi kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, tingginya kenaikan harga energi, pelemahan rupiah, tekanan berupa membanjirnya produk baja impor dan lain-lain, perseroan dalam jangka pendek menerapkan strategi "make or buy" di pabrik hulu Iron & Steel Making dan pengoperasian pada level kapasitas yang optimum di pabrik hilir Rolling Mill.

Pemilihan pola ini akan diikuti dengan pengaturan tenaga kerja pada bagian Iron & Steel Making. Pola operasi ini diharapkan tidak berjalan dalam waktu yang lama dan akan dilakukan penyesuaian sejalan dengan perbaikan ekonomi dunia dan kondisi pasar baja yang lebih baik serta selesainya beberapa proyek strategis yang sedang dilaksanakan.

Selain dari aspek operasional, pada tahun 2014-2015 perseroan juga sedang menjalankan program peningkatan pendapatan dari aspek non operasional melalui optimalisasi lahan PT KS Group seluas 62,5 hektare dengan keuntungan bersih US$115,69 juta.

Program optimatisasi lahan tersebut diharapkan dapat memperbaiki kinerja perseroan dari aspek profitabilitas maupun likuiditas. Perseroan juga merencanakan pembelian lahan pengganti dengan harga yang lebih murah untuk mengantisipasi kebutuhan lahan pengembangan industri ke depan. (ren)

Sosok Mayat bayi ditemukan terbungkus kardus dan mengambang  di Kanal Banjir Barat (KBB), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat 26 April 2024.

Mayat Bayi Ditemukan Terbungkus Kardus di Tanah Abang, Diduga Dibuang Sang Ayah.

Mayat bayi ditemukan terbungkus kardus dan mengambang di Kanal Banjir Barat (KBB), Tanah Abang Jakarta Pusat, Jumat 26 April 2024. Pelaku ayah biologisnya sudah ditangkap

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024