Neraca Perdagangan Agustus Surplus US$0,13 Miliar

Pelabuhan Peti Kemas Pelindo II Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • Antara/ Hermanus Prihatna

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Agustus 2014, mengalami surplus sebesar US$0,13 Miliar. Surplus nilai perdagangan Indonesia berkat kontribusi sektor non migas sebesar US$1,73 miliar, meskipun mengalami defisit US$1,60 miliar.

Buntut Polemik Dana Pembangunan Masjid, Perilaku Buruk Masa Lalu Daud Kim Kini Mencuat

"Neraca perdagangan Agustus 2014 surplus US$0,13 miliar," ujar Kepala BPS, Suryamin, saat konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 September 2014.

Sedangkan dari sisi volume perdagangan, ia melanjutkan, pada Juli 2014 neraca volume perdagangan Indonesia juga mengalami surplus sebesar 32,17 juta ton. "Hal tersebut, didorong oleh surplusnya neraca non migas sebesar 33,12 juta ton, walaupun sektor migas defisit 0,95 Juta ton," tambahnya.

4 Ban Mobil Toyota Avanza Hilang Dicuri Saat Parkir

Selain itu, Suryamin juga menyampaikan, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2014 mencapai US$14,18 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor bulan lalu. Demikian pula, bila dibandingkan Juli 2013 mengalami penurunan sebear 6,03 persen.

"Secara kumulatif, nilai rkspor Indonesia periode Januari-Juli 2014 mencapai US$103 miliar, atau menurun 2,97 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Demikian juga ekspor non migas mencapai US$84,77 miliar, atau menurun 3,17 persen," katanya.

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Sedangkan nilai impor Indonesia bulan Juli 2014 mencapai US$14,05 miliar, atau turun 10,47 persen dibanding bulan sebelumnya. Begitu pula, dibandingkan Juli 2013, turun 19,31 persen.

Ia menambahkan, secara kumulatif, nilai ekspor periode Januari-Juli 2014 mencapai US$104,01 miliar, atau turun 6,99 persen jika dibanding impor periode yang sama 2013.

"Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas sebesar US$25,95 miliar, atau turun 1,12 persen, dan impor non migas sebesar US$78,06 miliar, atau turun 8,79 Persen," kata Suryamin. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya