Jelang Kebijakan Bank Sentral Australia, Gerakan Saham Asia Beragam

Seorang pria berjalan melewati papan layar yang menampilkan grafik pergerakan indeks dan harga saham di Tokyo, Jepang.
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Pasar saham Asia mengawali perdagangan Selasa 2 September 2014 dengan gerakan beragam, di tengah ketiadaan rujukan dari bursa acuan global Amerika Serikat. Selain itu, investor masih menunggu bank sentral Australia memutuskan kebijakannya.

Seperti diberitakan CNBC, dengan ditutupnya Wall Street di AS karena libur Hari Buruh, investor menoleh ke Eropa untuk dijadikan petunjuk dalam bertransaksi. Penutupan bursa-bursa di Inggris, Jerman, dan Perancis datar cenderung melemah, setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur regional untuk bulan Agustus melambat.

Doa Ibunda untuk Ernando Ari dan Indonesia U-23

Data ini akan menjadi perhatian Bank Sentral Eropa yang tengah mempersiapkan diri untuk mengadakan pertemuan kebijakan pada Kamis pekan ini.

Ketegangan Ukraina dan Rusia tetap menjadi sorotan di pasar. Pemberitaan melaporkan bahwa Uni Eropa bekerja pada kontinjensi jika Moskow mematikan pipa gas sebagai pembalasan atas sanksi tambahan.

Secara terpisah, Ukraina telah memulai pembicaraan perdamaian dengan kelompok separatis pro-Rusia, yang mengatakan mereka akan bersedia untuk tetap menjadi bagian dari Ukraina jika diberikan status khusus.

Indeks Nikkei di bursa Tokyo naik 1,3 persen. Indeks acuan pasar saham Jepang ini memperpanjang kenaikannya untuk sesi kedua karena yen melemah ke level 104,78 terhadap dolar AS. Sentimen juga meningkat, setelah bonus musim panas dan upah reguler yang naik dalam dua bulan berturut-turut pada Juli, menjadi kabar menggembirakan saat data ekonomi dipandang mengecewakan.

Pelemahan mata uang yen mengangkat saham eksportir dan industri manufaktur Jepang, karena kondisi ini meningkatkan pendapatan mereka di luar negeri. Di antara yang mendapat keuntungan situasi ini adalah saham Olympus, Fanuc, Nintendo yang masing-masing reli dua persen.

Gerakan di bursa saham Tiongkok bervariasi. China Shanghai Composite naik ke level tertinggi dalam rekor sepekan terakhir, atau memperpanjang keuntungannya ke sesi ketiga. Sedangkan indeks saham Hong Kong merosot 0,2 persen.

Di antara top gainers pada Shanghai Composite adalah Guanghui Energi yang reli empat persen. Adapun saham Teba yang merupakan produsen peralatan energi surya melonjak 2,5 persen. Saham pembuat minuman keras, Kweichow Moutai, reli dua persen.

Indeks S&P ASX 200 di bursa Sydney naik 0,2 persen. Indeks patokan pasar saham Australia 200 ini menguat, setelah data ekonomi menunjukkan defisit transaksi berjalan untuk kuartal kedua yang lebih tajam dari yang diperkirakan.

Perhatian sekarang beralih ke kebijakan bank sentral, di mana ekonom memperkirakan Reserve Bank of Australia akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan.

"Suku bunga Australia akan tetap ditahan, setidaknya sampai Maret tahun depan," ujar Evan Lucas, analis dari IG.

Saham penambang menurun, karena harga bijih besi jatuh kemarin. Antara lain, saham Fortescue Metals merosot 0,2 persen, sedangkan saham Rio Tinto turun 0,3 persen.

Indeks Kospi di bursa Seoul tergelincir 0,8 persen. Indeks utama pasar saham Korea Selatan itu melemah, setelah data menunjukkan inflasi tahunan pada Agustus turun, sehingga menaikkan ekspektasi bahwa bank sentral mungkin kini memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan ini.

Saham produsen mobil berada di antara pecundang terbesar pada indeks Kospi. Hyundai Motor dan Kia Motors masing-masing kehilangan dua persen, setelah dilaporkan penjualan mobil pada bulan Agustus turun 7,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. (asp)

Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe
Booth Suzuki di IIMS 2024

Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini

PT Suzuki Indomobil Sales mengumumkan ada kenaikan penjualan 14 persen, di kuartal pertama 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024