Meski Surplus, Neraca Perdagangan Juli Tertekan Defisit Migas

Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara
- Neraca perdagangan Juli 2014, tetap mencatatkan surplus sebesar US$123,7 juta, meskipun masih tertekan defisit minyak dan gas.

BI Bolsters Rupiah Stability with Interest Rate Hike to 6.25 Percent

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa surplus tersebut ditopang oleh surplus perdagangan non migas US$1,73 miliar. Tetapi, ada defisit perdagangan migas sebesar US$1,6 miliar.
Ford Fiesta Nekat Tembus Jalur Bromo, Berujung Tersangkut di Rawa


"Sebenarnya, kinerja ekspor kita tidak jelek. Tetapi, karena masih menanggung beban defisit migas, jadi tertekan," kata Bayu, dalam konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa 2 September 2014.

Menurut data Kementerian Perdagangan, kinerja ekspor Juli 2014 menurun sebesar delapan persen ( month to month / MoM
) menjadi US$14,2 miliar, disebabkan oleh turunnya ekspor migas sebesar 8,6 persen menjadi US$2,5 miliar, dan turunnya ekspor non migas sebesar 7,9 persen menjadi US$11,6 miliar.


Penurunan ekspor non migas dipicu melemahnya ekspor seluruh sektor, kecuali pertambangan yang sedikit meningkat sebesar 0,7 persen dengan mencatat nilai sebesar US$1,8 miliar.


Walaupun secara keseluruhan ekspor Juli mengalami penurunan, namun terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan, antara lain besi dan baja, serta bijih, kerak, dan abu logam masing-masing sebesar 89 persen dan 72,1 persen (
MoM
).


Selain itu, Kementerian Perdagangan juga mencatat ada peningkatan mitra dagang tujuan ekspor Indonesia yang naik pada Juli 2014, yakni negara-negara kelompok
emerging market
seperti Tanzania (tumbuh 195,7 persen,
MoM
), Ukraina (133,4 persen
MoM
), Peru (116,2 persen,
MoM
), dan Srilanka (42,2 persen,
MoM
).


Adapun, selama Januari-Juli 2014, nilai ekspor sebesar US$103,0 miliar, atau turun tiga persen pada periode yang sama 2013. Ekspor itu terdiri dari ekspor migas sebesar US$18,2 miliar (turun dua persen) dan ekspor non migas US$84,8 miliar (turun 3,2 persen).


Total impor bulan Juli 2014 sebesar US$14,1 miliar, turun 10,5 persen (
MoM
). Penurunan impor tersebut dipicu oleh merosotnya impor non migas sebesar 19,5 persen (
MoM
), sedangkan impor migas naik 22,4 persen akibat naiknya impor di semua jenis produk migas terutama impor gas yang naik 58,4 persen (
MoM
).


"Meskipun demikian, barang impor kita masih didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal yang masing-masing memiliki pangsa 78,9 persen dan 15,2 persen," kata dia.


Impor bahan baku/penolong, barang modal,maupun barang konsumsi mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,2 persen, 18,0 persen dan 27,3 persen di Juli 2014.


Secara kumulatif, impor Januari-Juli 2014 masih tetap didominasi bahan baku/penolong (76,8 persen), meskipun mengalami penurunan sebesar 6,2 persen.


Pangsa impor barang modal mengalami penurunan di periode yang sama menjadi 16,3 persen dan mengalami penurunan pertumbuhan terbesar dibanding yang lainnya yakni sebesar 10,0 persen (
year on year
/
YoY
).


Pangsa impor barang konsumsi di Januari-Juli 2014 mengalami penurunan menjadi 6,9 persen dan nilai impornya mengalami penurunan sebesar 8,5 persen (
YoY
).


Seperti yang diketahui, surplus neraca perdagangan Juli 2014 yang sebesar US$123,7 juta ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$1,7 miliar dan defisit migas sebesar US$1,6 miliar. Kondisi itu dianggap lebih baik daripada tahun lalu, Juli 2013 yang mengalami defisit US$2,3 miliar.


Secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari-Juli 2014 mengamai defisit US$1 miliar dan dianggap lebih baik dari neraca perdagangan Januari-Juli 2013 yang sebesar defisit US$5,6 miliar.


Defisit neraca perdagangan tersebut dipicu oleh surplus nonmigas sebesar US$6,7 miliar dan defisit migas sebesar US$7,7 miliar. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya