- vivanews.com/arinto
VIVAnews - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito, Senin 15 September 2014, menyatakan bahwa menteri kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla diharapkan mengizinkan seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), agar segera melakukan penawaran umum perdana.
"Kalau pemerintah baru memikirkan pasar modal, kebijakan yang diperlukan izinkan semua BUMN IPO dan akses modal melalui pasar modal. Akses modal diperlukan untuk investasi mereka," ujar Ito di Jakarta.
Ito mengaku bahwa selama ini, proses penawaran umum saham perdana, atau lazim disebut initial public offering (IPO) perusahaan BUMN tidak pernah dihalangi DPR, kecuali Semen Baturaja. Proses yang lama Semen Baturaja melantai di bursa hanya, karena menteri BUMN tidak hadir saat pembahasan dengan DPR.
Indonesia, ia melanjutkna, perlu memacu pertumbuhan lebih dengan menggenjot investasi hingga 38 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Apabila investasi diibaratkan sama dengan menabung (saving), saat ini, total kontribusi saving Indonesia baru mencapai 34 persen terhadap PDB.
"Kalau mau jadi 38 persen, tadi harus ditambahkan dari luar ekonomi kita yaitu pasar modal. Supaya uang masuk ke perusahaan investasi. Setiap investasi yang masuk akan menambah investasi kita. Akan diperlukan akses terhadap ekonomi," ujar Ito.
Pemerintah, ia menambahkan, tidak perlu melakukan desvitasi kepemilikan saham saat perusahaan BUMN IPO. Dicontohkan, seperti BRI saat awal IPO tahun 2003, menuai keuntungan ratusan miliar rupiah dan aset tumbuh berkali lipat menjadi Rp2 triliun pada tahun lalu.
Begitu juga dengan Semen Indonesia, sejak IPO hingga saat ini, keuntungannya Rp94 triliun. Hal ini berbeda, saat Semen Indonesia yang sebelumnya bernama Semen Gresik pada 1991 hanya memperoleh laba Rp1 triliun.
Ito menjelaskan, pada tahun ini jumlah perusahaan BUMN sebanyak 139, di mana hanya ada 16 perusahaan pelat merah yang merugi. (asp)