Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Menteri Keuangan, M. Chatib Basri, mengungkapkan perlambatan ekonomi bukan hanya terjadi pada Tiongkok saja. Seluruh dunia mengalami perlambatan, seiring dengan rencana penarikan stimulus moneter oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed).
Di Jakarta, Selasa 16 September 2014, dia mengatakan di antara negara-negara emerging market (berkembang), walaupun mengalami perlambatan, Indonesia termasuk salah satu yang ekonominya tumbuh tinggi.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Di Jakarta, Selasa 16 September 2014, dia mengatakan di antara negara-negara emerging market (berkembang), walaupun mengalami perlambatan, Indonesia termasuk salah satu yang ekonominya tumbuh tinggi.
Brasil misalnya, hingga saat ini, baru tumbuh 0,6 persen. "Yang lebih tinggi dari kita itu India 5,8 persen dan Tiongkok 7,5 persen. Yang lain, pada kisaran negatif, atau di bawah tiga persen," tambahnya.
Dia memaparkan, pelemahan ekonomi Tiongkok saat ini merupakan salah satu dampak dari pembatasan investasi di negara tersebut. Sebagai penggantinya, konsumsi masyarakat di negara itu saat ini sedang didorong.
Sedangkan di Indonesia, menurut Chatib, pelemahan yang terjadi sesuai dengan desain yang diinginkan pemerintah. Hal itu, dilakukan dalam upaya menekan defisit transaksi berjalan,
"Kalau Indonesia, kita sengaja
slowdown
, supaya CAD (
Current Account Deficit
, atau defisit transaksi berjalan) melambat. Kalau China juga, dia
slowdown
tapi kalau yang lain itu memang ekonominya
struggling
," ungkapnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Brasil misalnya, hingga saat ini, baru tumbuh 0,6 persen. "Yang lebih tinggi dari kita itu India 5,8 persen dan Tiongkok 7,5 persen. Yang lain, pada kisaran negatif, atau di bawah tiga persen," tambahnya.
