Wamenkeu Ungkap Alasan Solar Lebih Menarik Diselewengkan

Minyak solar habis di SPBU/Ilustrasi
Sumber :
  • Antara/ Rudi Mulya
VIVAnews
Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024
- Pemerintah dan DPR sepakat kalau kuota subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada RAPBN 2015 sebesar 46 juta kilo liter. Kuota tersebut, dapat dijaga, jika fokus pengendalian yang dilakukan diubah dari premium ke solar.

MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa

Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, di gedung DPR, Selasa 16 September 2014, mengungkapkan bahwa solar lebih rentan diselewengkan ketimbang premium. Hal tersebut, khususnya terjadi di daerah-daerah.
C3 Aircross Dijual Murah, Citroen Tak Berminat Pasang Target Penjualan


"Kendalikan volume juga lebih susah solar. Istilah orang, selundupkan solar lebih menariklah," ujarnya.


Dia mengungkapkan, saat ini, harga jual solar lebih mahal ketimbang premium. Di daerah-daerah, konsumsi solar juga lebih banyak, misalnya untuk perkebunan dan kegiatan nelayan.


"Karena solar lebih gede harganya, harganya lebih mahal dari premium, jadi gapnya itu lebih besar solar daripada premium," ujarnya lagi.


Terlepas dari skema pengendalian tersebut, menurutnya, kenaikan harga adalah solusi paling efektif jika kuota itu ingin tercapai. Pemerintah juga memiliki ruang fiskal yang besar untuk pembangunan.


"Utamanya sih kenaikan harga, mungkin ada upaya lain tapi harus ada kenaikan harga kalau mau sebesar itu kuotanya," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya