Bangun Bisnis, Mantan TKI Ini Punya Omzet Rp1,2 Miliar Sebulan

Mantan TKI, Mardiono.
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita
VIVAnews - Kemiskinan dan lapangan pekerjaan yang sempit di Indonesia, menjadi alasan klasik bagi sebagian masyarakat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan mencari penghasilan ke luar negeri.
Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Namun, setelah mereka bekerja di luar negeri dan kembali lagi ke Tanah Air, para TKI ini masih kesulitan untuk mengembangkan uang yang mereka miliki selama bekerja.
Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Bahkan, tak sedikit TKI yang akhirnya kembali lagi bekerja ke luar negeri, setelah uang habis untuk keperluan yang tidak jelas.
Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Mardiono, tampaknya berbeda dengan kebanyakan TKI yang ingin kembali lagi bekerja ke luar negeri setelah kontrak selesai. Pria ini justru memilih untuk mengembangkan usahanya dari hasil upah yang ia terima selama bekerja sebagai TKI di Malaysia.

Warga asal Dusun Bleberlor, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini mengaku berangkat ke Malaysia pada 1997, untuk bekerja di salah satu pabrik.

"Orangtua saya orang tidak mampu, sehingga saya nekat mengadu nasib di negeri orang," ujar Mardiono kepada VIVAnews, Rabu 17 September 2014.

Dengan penghasilan yang tidak terlalu besar, karena hanya menjadi buruh dan harus mengirim uang ke keluarganya di Sleman, Mardiono mencoba berjualan pakaian dan kebutuhan lainnya di sekitar tempatnya bekerja.

"Konsumen saya, ya para TKI dari Indonesia, yang bekerja di Malaysia. Kian lama usaha pun berkembang pesat," kata dia.

Pada 2001, Mardiono memutuskan untuk berhenti menjadi TKI. Namun, ia masih melakukan aktivitas dagang barang-barang kebutuhan para TKI dari Indonesia di Malaysia.

"Tahun itu, saya bolak balik ke Malaysia, sehingga pada 2003, terbersit pikiran membuat sebuah biro agen perjalanan wisata di Pontianak. Sebab, lokasinya tak jauh dari Malaysia," katanya.

Usaha yang digelutinya ini pun bertambah besar, hingga mampu menggaji tujuh orang karyawan. Hingga saat ini, usaha itu masih bertahan, meski dikelola oleh orang kepercayaan.

"Saya lebih banyak di Jawa, sehingga usaha biro di Pontianak saya serahkan ke orang kepercayaan saya di sana," kata Mardiono.

Suami dari Wida Astri Febriana ini kemudian mencoba merintis usaha baru dengan membuka apotek yang berlokasi di Yogyakarta. Usaha ini pun ternyata cukup menguntungkan.

"Selain apotek, saya juga mengembangkan usaha mini market dan rumah makan," kata dia.

Hanya bermodal Rp30 juta hasil upah kerjanya di Malaysia, kini omzet rumah makan itu sebulan mampu mencapai Rp600 juta.

"Saya bangun dua rumah makan di Jalan Piyungan dan di Pontianak dengan total tenaga kerja mencapai 32 orang," katanya.

Ayah dari dua putra, Josh Mardi Hartono (5 tahun) dan Jovan Mahardi Wijaya (4), ini mengaku dalam satu bulan perputaran uang, dari semua unit bisnisnya mencapai Rp1,2 miliar dan mampu menghidupi lebih dari 52 karyawan.

"Gaji karyawan sudah kita sesuaikan dengan UMP masing-masing provinsi dan ada jaminan kesehatan bagi semua karyawannya," kata Mardiono.

Ia berharap bahwa para TKI yang bekerja di luar negeri dan kembali lagi ke Indonesia tidak ragu untuk terjun ke dunia usaha seperti yang ia lakukan.

"Kuncinya adalah keberanian, ketekunan, keuletan, pasar yang jelas, dan ada campur tangan yang serius dari pemerintah," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya