Kuota Tetap Jebol, Meski Harga BBM Naik

Pembatasan BBM Bersubsidi
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Bank Indonesia (BI) punya perhitungan penghematan anggaran ketika harga BBM bersubsidi dinaikkan sebesar Rp3.000 per liter. Dengan kenaikan sebesar itu, anggaran bisa dihemat puluhan triliun rupiah. Tapi, kuota BBM subsidi masih tetap berlebih.
Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, Jumat 19 September 2014. Mirza mengatakan, BI memang telah membuat skenario tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi dan ada kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal November 2014.
Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Mirza mengatakan, dalam skenario tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi tahun ini, diperkirakan konsumsi BBM bersubsidi bisa melebihi kuota 1,4 juta KL dari kuota yang ditetapkan APBN-P 2014 yang sebanyak 46 juta KL. 
Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Dalam skenario pertama, kuota BBM bersubsidi diperkirakan over 1,4 juta KL, anggaran BBM bersubsidi pun diperkirakan akan membengkak, dari Rp246,5 triliun menjadi Rp267,8 triliun.

Dipaparkannya, jika mengikuti skenario harga BBM bersubsidi dinaikkan Rp3 ribu per liter pada awal November 2014. Hingga akhir tahun, diperkirakan anggarannya sebesar Rp237,1 triliun. Ini pun lebih rendah dibandingkan dengan anggaran BBM bersubsidi dalam skenario pertama.

"Anggarannya yang bisa dihemat sebesar Rp30,7 triliun," kata dia.

Kuota BBM bersubsidi, dengan skema kenaikan harga Rp3 ribu per liter, akan tetap jebol, tapi lebih rendah dalam skenario pertama. "Kuotanya menjadi 46,2 juta KL," kata dia.

BBM Naik, Inflasi 9 Persen

Mirza mengatakan, BI pada 2014 memang memperkirakan inflasi berkisar 3,5-5,5 persen. Dalam skenario tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, inflasi hingga akhir tahun ini diperkirakan sebesar 5,32 persen dan masih berada dalam perkiraan BI. 

Tapi, angka ini berbeda dalam skenario kenaikan harga BBM bersubsidi pada 2014, inflasinya bisa mencapai 9 persen.

"Ada kenaikan Rp3 ribu karena kenaikan per Rp1.000 ada sekitar 1-1,5 per liter tambahan inflasi. Kalau rata-rata 1,2-1,1 tambah 3-3,5 persen. Jadi, totalnya 9 persen," kata dia.

Sementara itu, defisit anggaran terhadap PDB kalau tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 2,7 persen. Defisit ini bisa ditekan menjadi 2,5 persen kalau ada kenaikan harga BBM Rp3 ribu per liter.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya