Antisipasi PHK, Pemkab Malang Minta Buruh Rokok Diberi Pelatihan

Ilustrasi pabrik Rokok.
Sumber :
  • Antara/Syaiful Arif

VIVAnews – Ribuan karyawan sejumlah industri rokok di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, ditengarai telah mengalami pemutusan hubungan kerja dari pabrik masing-masing sepanjang tahun 2014 ini. Aksi yang terakhir dilakukan oleh Pabrik Rokok milik British American Tobacco, yaitu PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

Sebanyak 970 karyawannya mengambil tawaran pensiun dini yang diajukan oleh perusahaan beberapa waktu lalu. Bupati Malang pun meminta pabrik rokok yang tersisa segera menggunakana dana CSR nya untuk memberikan bekal pelatihan keterampilan kerja.

“Posisi industri rokok sekarang tidak seperti dulu. Banyak tekanan dan kebijakan dari luar negeri ataupun dalam negeri yang tidak bersahabat dengan industri ini,” kata Bupati Malang, Rendra Kresna, Minggu 21 September 2014.

Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23, Arab Saudi Tersingkir

Menurutnya, kondisi yang tidak bersahabat itu akan dirasakan imbasnya oleh karyawan pabrik di level paling bawah. Yakni buruh kasar dan buruh linting rokok yang rata-rata tidak memiliki bekal keterampilan lain, baik akademis maupun non akademis.

Kondisi yang ada di Malang, buruh pabrik rokok yang sebagian besar wanita telah menjalani pekerjaan yang sama selama belasan hingga puluhan tahun terakhir. "Jika sebuah pabrik rokok merugi, melakukan efisiensi dan kemudian tutup yang paling merasakan dampaknya ya karyawan kasar ini. Mereka susah mencari pekerjaan lain karena usia dan keahlian yang terbatas. Sementara keadaan di Indonesia seperti ini, pabrik rokok terus tutup,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi, menurutnya Pemkab Malang telah meminta pabrik rokok untuk memberikan pembekalan keterampilan pada karyawannya. Pembekalan diharapkan diberikan secara berkala dan berkelanjutan. Pabrik Rokok bisa memberikan keterampilan kerja sesuai dengan minat karyawan tanpa harus menunggu ada pemutusan hubungan kerja.

“Dari awal pelatihan sudah dicicil. Rokok ini kan industri padat karya, bukan padat modal. Mempekerjakan banyak orang. PHK pasti dampaknya dirasakan banyak orang,” katanya.

Ia melanjutkan, perusahaan bisa menggunakan dana CSR masing-masing untuk melakukan keterampilan tersebut. Besarannya bisa disesuaikan dengan jumlah karyawan dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Cara ini sudah disosialisasikan kepada beberapa perusahaan rokok di Malang. Termasuk Bentoel Group yang telah mengajukan penawaran pensiun dini pada karyawannya. Namun, hingga saat ini belum ada pabrik rokok yang telah menempuh cara itu.

“Belum ada laporan dari Dinas Tenaga Kerja,” katanya.

Sementara itu, bekal keterampilan dirasa perlu oleh karyawan pabrik rokok. Ribawati, ibu rumah tangga berusia 41 tahun, memutuskan berhenti dari salah satu pabrik rokok di Malang pada Februari 2014 lalu. Saat ke luar, Ribawati mengaku tidak memiliki keterampilan apapun selain melinting rokok, pekerjaan yang ditekuninya selama belasan tahun.

“Awalnya ya bingung, tapi saya harus keluar mumpung perusahaan mau memberi pesangon yang cukup baik. Rasanya produksi rokok terus turun dan kerja saya tidak pernah memenuhi target,” katanya, Minggu 21 September 2014.

Menurutnya, di awal masuk di pabriknya yang berada di wilayah Pakisaji, Kabupaten Malang itu, dia bisa menghasilkan sekitar 2.600 batang rokok perhari. Namun, beberapa tahun terakhir produksi turun rata-rata tak lebih dari 1.000 batang rokok per hari. (one)

Polisi bekuk pelaku begal yang bacok siswa SMP di Depok

Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu

Begal itu menyasar pelajar dan perempuan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024