Krakatau Steel Berpotensi Hasilkan Listrik Lebih Efisien dari PLN

Gedung Krakatau Steel
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Krakatau Steel Tbk (PTKS) akan meningkatkan infrastruktur penunjang untuk mendukung ekspansi dan pertumbuhan produksi baja di masa depan. Direktur Utama PTKS, Irvan K Hakim menyatakan keyakinannya, hal ini akan menempatkan Krakatau Steel dan group menjadi grup usaha yang dominan tidak hanya di sektor baja, tapi juga sektor lain, khususnya port services, industrial estate, properti, energi listrik, dan engineering.

“Kesemuanya diharapkan akan berkembang lebih pesat lagi pada masa lima tahun mendatang. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengimbangi masa-masa sulit, jika ekonomi dunia atau industri baja global khususnya di Tiongkok, mengalami pelemahan sebagaimana yang terjadi pada masa tiga tahun terakhir ini,” ujar Irvan dalam siaran persnya, Minggu, 21 September 2014.

Irvan memaparkan, pengembangan infrastruktur penunjang dilakukan antara lain melalui PT Krakatau Bandar Samudera (PTKBS), yang telah meresmikan fasilitas kepelabuhanan, dengan membangun dermaga 3, 5, dan 6, sehingga kapasitas bongkar muat berhasil ditingkatkan menjadi 25 juta ton per tahun.

Ini Pemain Korea Selatan yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Ini juga membuat pelabuhan ini menjadi pelabuhan curah terbesar dan terdalam di Indonesia. Untuk peningkatan pelayanan, PTKBS juga saat ini tengah merencanakan untuk mengembangkan fasilitas pergudangan yang disebut Integrated Warehouse Facility.

Listrik lebih efisien

Di bidang energi, anak usaha lainnya yakni PT Krakatau Daya Listrik, melakukan usaha produksi listrik yang efisien melalui penambahan fasilitas Combined Cycle Power Plant sebesar 120 MW, dan bersama dengan Posco Energy membentuk perusahaan joint venture PT Krakatau Posco Energy berkapasitas produksi 200 MW. Ini membuat kapasitas total produksi energi meningkat menjadi 720 MW.

“Ke depan, melalui anak usaha tersebut, Krakatau Steel masih berpotensi untuk mengembangkan energi listrik yang lebih efisien hingga 30 persen dari listrik PLN,” kata Irvan.

Selain itu, Irvan menjelaskan, sarana penunjang lainnya yang juga berkembang adalah peningkatan kapasitas air industri melalui PT Krakatau Tirta Industri, yang telah menambah kapasitas produksinya menjadi 56 juta liter per tahun.

Dokter Boyke Ungkap Gaya Bercinta Ini Nikmat Tapi 100 Kali Berisiko Tularkan HIV/AIDS

Demikian halnya dengan penyediaan lahan industri. Menurut Irvan, perluasan lahan industri juga dilakukan oleh PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, yang saat ini tengah menyiapkan 400 hektare dari rencana 500 hektare lahan untuk kawasan industri baru.

Di bidang Engineering, Construction & Procurement (EPC), PT Krakatau Engineering (PTKE) sebagai salah satu anak usaha Krakatau Steel telah tumbuh menjadi perusahaan EPC terkemuka dengan mampu mencatatkan sales sebesar Rp 3 triliun sepanjang tahun 2013.

Kepercayaan pekerjaan bidang EPC semakin diperoleh oleh PTKE setelah menyelesaikan pembangunan proyek baja terpadu tahap I milik PT Krakatau Posco dengan bagian nilai proyek sekitar Rp 3,5 triliun.

Di jalur bisnis inti, Krakatau Steel juga sedang membangun pabrik Blast Furnace yang akan membuat kinerja pabrik akan jauh lebih efisien. Proyek ini akan rampung pada akhir kuartal ketiga 2015 nanti, dengan nilai investasi sebesar US$ 540 juta.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

“Investasi yang dibutuhkan oleh PTKS dalam melaksanakan keseluruhan program pengembangan diperkirakan sebesar Rp 17 triliun dan direncanakan selesai secara keseluruhan pada tahun 2017,” ucap Irvan. 

Menurut Irvan, selama semester I tahun 2014 banyak tantangan yang dihadapi yang merupakan kelanjutan dari tren yang terjadi sejak 2 tahun sebelumnya yaitu melambatnya pertumbuhan konsumsi baja dunia yang menyebabkan terjadinya kelebihan pasokan baja global. Kelebihan pasokan tersebut pada akhirnya memicu jatuhnya harga baja dan harga komoditas terkait industri baja seperti bijih besi dan batubara.

Jatuhnya harga baja ditambah dengan kenaikan tarif dasar listrik, harga gas dan UMK menekan kinerja perusahaan, sehingga perusahaan harus mengambil langkah untuk mengoptimalkan pendapatan dari bisnis non baja. (ms)

Shandy Aulia

5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran

Banyak selebriti Indonesia memiliki latar belakang keturunan bangsawan atau keturunan dari keluarga kerajaan. Para keturunan ini kerap disebut sebagai pewaris darah biru.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024