Waspada Kekeringan, Ini Cara Kabupaten Malang Naikkan Produksi Beras

Petani memotong batang padi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
VIVAnews - Kabupaten Malang surplus beras hingga 65 ribu ton sepanjang 2014. Surplus tersebut di luar beras yang telah dikonsumsi sekitar 3 juta lebih masyarakat Kabupaten Malang.
Pameran Festival PPKL, MIND ID Paparkan Upaya Jaga Lingkungan

Bupati Malang, Rendra Kresna, Minggu, 21 September 2014, menyatakan bahwa kelebihan beras ini dipasok untuk sejumlah daerah di Jawa Timur. Setelah itu, Pemkab Malang akan menggalakkan intensifikasi sistem tanam padi atau System of Rice Intensification (SRI) untuk meningkatkan hasil panen di tengah semakin sempitnya lahan pertanian dan krisis air yang melanda di musim kemarau.
Yamaha Aerox 2024 Makin Sporty dan Elegan dengan Warna Barunya

"Ada sekitar 45 ribu hektare sawah di wilayah Kabupaten Malang,"ujar Rendra di Malang, Jawa Timur. 
Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Ia menjelaskan, jika dikelola dengan maksimal, semua lahan produktif tersebut mampu menghasilkan hingga 12 ton padi per hektare. Namun, menurut Rendar, jumlah lahan tanam yang ada terus menyusut sepanjang tahun. Selain itu, kesulitan air juga dirasakan sebagai kendala untuk menghasilkan panen berlimpah di musim kemarau.

Untuk mengatasi kendala itu, petani mulai mengembangkan teknologi pertanian dengan pola System of Rice Intensification (SRI). Sistem ini dinilai baik karena selain irit air dan bibit tananam, pemupukan juga menggunakan pupuk organik.

"Sistem ini baik untuk menghasilkan panen yang optimal, selain itu ini juga bisa mengatasi kendala infrastruktur irigasi tersier yang belum ada," kata Rendra. 

Dinas Pertanian Kabupaten Malang saat ini gencar memberikan penyuluhan pertanian melalui sekolah lapang. Sehingga, diharapkan petani mengikuti kemajuan di bidang teknologi pertanian yang selalu berkembang.

Dari total penduduk Kabupaten Malang, sekitar 80 persen bekerja di sektor pertanian. Diharapkan para pemuda juga bisa menjadi penerus orangtuanya yang bekerja sebagai petani.  

"Para pemuda bisa mengembangkan pertanian di desanya. Tak perlu menjadi buruh pabrik di kota," kata Rendra.

Dengan menggunakan teknologi dalam pertanian, bobot padi semakin berat dan bulir padi semakin banyak. Menurut dia, ketahanan pangan menjadi ujung tombak program ketahanan nasional. Jika ketahanan pangan kedodoran maka akan menjadi ancaman dalam ketahanan nasional.

Petani pun diharapkan mengubah pola makan dengan mengurangi konsumsi beras. Sumber karbohidrat, menurut Rendra, bisa diganti dengan singkong, jagung, dan aneka jenis umbi-umbian.

Untuk memulihkan pasokan air irigasi, para petani diajak untuk lebih gencar menanam pohon. Tujuannya, untuk memulihkan sumber mata air agar air melimpah.

Sebagai contoh Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan, yang mengalami kekeringan karena sumber mata air mati. Sedangkan tanah bebatuan membuat sulit untuk ditanami. Namun, karena warga desa itu terus menanam pohon, hasilnya pohon hidup subur serta air mengalir melimpah.

Dikelola intensif

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten, Tomy Herawanto, mengatakan pola tanam SRI terbukti mampu meningkatkan hasil produksi pertanian. Asal dikelola intensif dengan pupuk berimbang. 

"Pupuknya menggunakan pupuk organik, selain ramah lingkungan juga bisa menghemat biaya produksi karena harganya sangat terjangkau, bahkan bisa dibuat sendiri," katanya.

Dinas Pertanian Kabupaten Malang menyerahkan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Sari Tani Desa Talangsuko. Berupa tiga traktor tangan, mesin menanam bibit padi dan mesin perontok padi.

Dengan menggunakan mesin perontok padi, jumlah kehilangan bulir gabah hanya lima persen. Sedangkan dengan cara konvensional kehilangan gabah mencapai 15 persen.

Ketua kelompok tani Sari Tani, Ahmad, mengatakan dengan cara penanaman model SRI, produksi gabah meningkat. Jika sebelumnya per hektare hanya menghasilkan enam ton gabah, dengan SRI panen bisa melonjak menjadi delapan ton.

"Penyuluhan dari pemerintah membantu transfer teknologi pertanian. Kami membutuhkan banyak pengetahuan dan dukungan modal alat untuk meningkatkan hasil panen," kata Ahmad. (ms)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya