PP Diteken SBY, Holding BUMN Perkebunan Tinggal Urus Administrasi

Pemetik teh di kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI di Solok, Sumbar
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra
VIVAnews
Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan
- Beberapa hari yang lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, menyebut Peraturan Pemerintah tentang induk usaha
(holding)
Pelaku Ditangkap, Begini Modus Sopir Taksi Online Todong Penumpang Rp 100 Juta
BUMN perkebunan sudah diteken Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Viral Jambret Bawa Kabur Mobil Patroli Polisi di Jaksel, Begini Kronologinya

Sejak ditandatanganinya PP tersebut, holding
tersebut sudah mulai berlaku. Pada Senin 22 September 2014, Dahlan mengatakan, yang diurus tinggal administrasinya.


"Pertama, mengubah akta notaris perusahaan-perusahaan itu. Hari ini ditandatangani, sudah siap semua. Kedua, membuat neraca pembukuan," kata Dahlan, di Kementerian BUMN, Jakarta.


Yang ketiga, rapat umum pemegang saham (RUPS) akan digelar terkait
holding
ini. Nantinya, RUPS ini akan membahas anggaran dasar perusahaan dan menyesuaikannya dengan PP
holding
BUMN perkebunan. Sayangnya, tak dijelaskan dengan rinci penyesuaian anggaran tersebut.


"Kebetulan RUPS itu dipimpin saya sendiri. Itu mengubah anggaran dasar dan menyesuaikannya dengan PP, karena anggaran dasar sekarang tidak sesuai dengan PP. Satu hari ini akan kami kumpulkan untuk deklarasi semacam itulah," kata dia.


Ada 14 perusahaan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) yang tergabung dalam
holding
itu. Perusahaan yang menjadi "leader"-nya adalah PTPN III. Dahlan pun berencana untuk mengubah nama PTPN III.


"Mungkin sebaiknya begitu. PTPN III akan diubah namanya. Belum terpikirkan dan saya akan mengubahnya," kata mantan dirut PT. Perusahaan Listrik Negara itu.


Dahlan melanjutkan,
holding
BUMN perkebunan itu memberikan manfaat, seperti memanfaatkan kekuatan perusahaan-perusahaan pelat merah dan menaikkan pendapatan perseroan.


Tak hanya itu, BUMN perkebunan yang sulit berkembang, bisa bertumbuh dengan adanya
holding
. "Misalnya, PTPN XIV sulit mengembangkan kebun, sedangkan PTPN lainnya punya kekuatan pengembangan kebun," kata dia.


Dahlan pun enggan menyebutkan target pembentukan
holding
perkebunan itu. "Targetnya itu (menyaingi swasta)," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya