- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Kementerian Perhuhungan menyediakan anggaran sekitar Rp9 triliun untuk keseluruhan pengembangan industri infrastruktur penerbangan.
"Untuk bandara saja, kita anggarkan Rp6,25 triliun. Dana itu untuk bandara kecil dan besar," kata Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibowo di Kementerian Perhubungan Jakarta, Senin 22 September 2014.
Sisa anggaran, kata dia, dipergunakan untuk alat keamanan penerbangan.
Sedangkan untuk navigasi, kata Eddy, ada di bawah naungan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Teknologi Informasi (LPPMTI), selaku perum yang menangani masalah navigasi, yang berdasarkan peraturan pemerintah.
Werur dan Segun
Eddy lantas memberi contoh pengembangan bandara udara Werur dan Segun di Sorong. Untuk di Segun disediakan anggaran Rp20 miliar yang saat ini sudah pengerjaan tanah.
Sementara untuk pembangunan bandara perintis di Werur, kabupaten Papua Barat, pemerintah menganggarkan Rp30 miliar. Dana tersebut, baru tahap pertama.
Eddy mengatakan dana tersebut sudah disediakan dari APBN dengan pemenuhan syarat, lahan juga telah dipersiapkan.
"Anggaran APBN disediakan sekitar Rp30 miliar untuk tahap pertama untuk sisi udara. Rp30 miliar itu bisa terpakai kalau tanahnya siap semua. Kan, amdalnya juga harus selesai," kata dia.
Eddy memperkirakan, proses pembangunan bandara Werur dapat diselesaikan dalam kurun waktu kurang lebih selama tiga tahun. "Bandara Werur kan, kita baru MoU. Baru mulai pembangunannya tahun depan," katanya.
Eddy menegaskan, agar Pemda menangani pengadaaan lahan yang sering membuat kendala pembangunan bandara udara tersebut maksimal seluas 200 meter.
Selain itu, Eddy mengungkapkan, selain pembangunan bandara di Werur juga akan dibangun bandara perintis lainnya di Sorong. (ita)