Bekasi Akan Punya Pabrik Kantong Darah

Donor Darah Jakarta Golf Club
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Isu Partai Rival Gabung Dukung Prabowo, Sangap Surbakti Khawatir Bisa Jadi Duri dalam Daging
Ketua Umum Palang Merah Indonesia Muhammad Jusuf Kalla melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik kantong darah di Kampung Pamahan, RT 014/RW 06, Desa Jatireja, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu 24 September 2014.
Eko Patrio Ungkap Sakit yang Diidap Parto Hingga Harus Dioperasi

Wakil Presiden terpilih itu secara simbolis meletakkan batu pendirian pabrik Plasma Fraksionasi, yang terletak di Jalan Angsana Raya, Kawasan Industri Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi. Proyek itu dibuat untuk meningkatkan pelayanan serta menekan Biaya Pengganti Pengelolaan Darah (BPPD).
Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week


Dalam pembangunan pabrik kantong darah ini PMI bekerja sama dengan Green Cross Medical Science Corps asal Korea Selatan. Sementara itu, untuk mengembangkan pabrik Plasma Fraksionasi, PMI bermitra dengan PT Medquest Jaya Global dan PT Kimia Farma Tbk.


Menurut JK, sapaan Jusuf Kalla, selama ini untuk memenuhi kebutuhan kantong darah dan albumin yang berasal dari Plasma, PMI selalu mengimpor dari luar negeri. Saban tahun PMI mengimpor Rp200 miliar untuk kantong darah, sedangkan albumin PMI juga impor Rp400 miliar.


"Kalau dua pabrik ini selesai dibangun, kita bisa hemat sampai Rp600 miliar per tahun," kata JK dalam sambutannya di acara tersebut, Rabu 24 September 2014.


Pembangunan pabrik kantong darah ini diperkirakan menelan waktu setahun. Sementara itu, pabrik Fraksionasi Plasma baru bisa selesai dalam tiga tahun mendatang. "Proyek ini sudah kami rencanakan sejak tiga tahun lalu," kata JK.


Ada dua hal mendasar kenapa PMI bekerja sama dengan perusahaan asal Korsel dan dalam negeri untuk mewujudkan dua pabrik tersebut. "Semua kegiatan PMI ini
emergency,
seperti transfusi darah. Kalau kantong darah kita impor, bagaimana kalau ada kejadian darurat," kata JK.


"Selama ini untuk plasma selalu kita buang-buang. Padahal untuk buang, kita butuh biaya. Kenapa enggak kita bikin saja pabrik fraksionasi saja, apalagi untuk kebutuhan albumin yang berasal dari plasma selalu impor," katanya.


Kepala Bidang Unit Darah PMI dan Rumah Sakit PMI Farid Husain mengatakan, bila dua pabrik tersebut berdiri, maka biaya untuk beli kantong darah dan albumin menjadi hilang. "Di PMI itu 70 persen plasma kita buang. Padahal itu kan bisa untuk obat-obatan. Di luar negeri itu harganya mahal," katanya.


Investasi untuk pabrik kantong darah mencapai Rp200 miliar dan untuk pabrik fraksionasi Plasma sekitar Rp800 miliar. "Kami punya saham, karena kami yang menyediakan bahan mentah seperti plasma," kata Farid.


"Dana pendirian ini totalnya mencapai Rp1 triliun. Nanti keuntungan yang masuk ke PMI dan akan digunakan untuk operasional PMI," lanjutnya.


Target pengumpulan darah per tahun sekitar 2 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia. Setahun setidaknya dibutuhkan, 4,8-5 juta kantong darah. "Target kami setahun bisa produksi 5 juta kantong darah. Kalau ada sisa, akan kami ekspor," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya