Tak Melek Keuangan, Masyarakat RI Terancam Miskin di Hari Tua

Ilustrasi pajak
Sumber :

VIVAnews - Keterlibatan masyarakat Indonesia dalam investasi di pasar modal dinilai masih rendah. Hal ini, berisiko terhadap kesejahteraan di hari tua.

Menurut temuan terakhir Manulife Investor Sentiment Index (MISI), investor Indonesia menunjukkan optimisme yang tinggi, ketika ditanya tentang rencana pensiun, serta pandangan mereka terhadap pasar investasi.

Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Nur Hasan Kurniawan, Kamis 25 September 2014, menjelaskan bahwa optimisme semu ini diperkirakan terus mengemuka, jika derajat melek keuangan masyarakat tidak segera ditingkatkan dan investor masih enggan menggunakan lebih banyak kendaraan investasi yang tersedia di pasar.

"Masyarakat sepertinya terlalu mengandalkan sumber-sumber pendanaan yang tak pasti untuk membiayai hidup mereka di hari tua,” ujar Hasan dalam keterangan tertulisnya.

IP Podcast Meriahkan Hari KI Sedunia Tahun 2024 di 33 Provinsi

Ia melanjutkan, ada kekhawatiran bahwa ekspektasi mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan, terlebih lagi hanya sedikit investor yang mengikuti program pensiun yang diwajibkan pemerintah, atau yang berupaya untuk memperkecil kesenjangan tersebut dengan membeli program pensiun dari institusi swasta.

Menurut Hasan, data MISI menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yakin tidak akan miskin, tetapi tidak mau investasi. Lebih dari tiga perempat investor sangat optimistis dapat mempertahankan gaya hidup mereka saat ini pada masa pensiun kelak.

Produksi Tembakau Sintetis, Remaja di Tangerang Ditangkap Polisi

Bahkan, hampir seluruh investor (97 persen) yakin akan memiliki penghasilan pasca-pensiun dari berbagai sumber yang bernilai setara dengan 84 persen penghasilan mereka saat ini. Sayangnya, optimisme ini tidak didukung dengan aksi nyata.

Faktanya, hanya 43 persen masyarakat sudah menyiapkan masa pensiunnya, dan 34 persen uang mereka disimpan dalam bentuk tabungan dan deposito bank yang memberikan imbal hasil relatif kecil.

Jika ditilik, optimisme tersebut tidak memiliki dasar yang kuat. Investor Indonesia berharap tabungan akan menyumbang paling tidak 26 persen dari anggaran pensiun mereka nanti. Penghasilan dari pekerjaan usai pensiun pun menjadi opsi sumber dana dengan kontribusi sebesar 18 persen, diikuti dengan warisan sebesar 10 persen.

Padahal, ketersediaan sumber-sumber dana tersebut dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, tabungan yang sudah direncanakan bisa jadi tidak bisa menaklukkan laju inflasi, atau bahkan kehilangan nilainya pelan-pelan karena gerusan inflasi.

Di samping itu, mencari kerja di usia tua bukanlah hal mudah, karena pertimbangan kesehatan dan kondisi industri yang berubah. Untuk bergantung pada warisan pun bukanlah hal yang tepat, karena unsur ketidakpastian.

Hal ini semakin diperparah, dengan fakta bahwa hanya 22 persen investor mengikuti program pensiun yang diwajibkan pemerintah. Angka tersebut, merupakan yang terendah di Asia, jauh lebih rendah daripada angka rata-rata di Asia sebesar 67 persen. Sayangnya, masyarakat Indonesia juga tidak tertarik untuk membeli program pensiun tambahan sebagai alternatif.

"Hanya 15 persen orang Indonesia memiliki program pensiun dari institusi swasta untuk memenuhi target dana pensiun," kata Hasan. (asp)

Orang Tua Pratama Arhan Langsung Sholat Dhuha dan Doakan Indonesia ke Final
Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Aksi seorang pria asal Gorontalo, Sulawesi Tengah masuk ke dalam keranda sang ayah saat perjalanan menuju ke pemakaman viral di media sosial Jumat, 26 Apriil 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024