Menguji Kesaktian IHSG

Panel Perdagangan Saham di BEI
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - "Efek Oktober" diperkenalkan novelis S.L Clemens yang mengatakan "Oktober adalah bulan yang berbahaya untuk berspekulasi saham, selain Juli, Januari, September, April, November, Mei, Maret, Juni, Desember, Agustus, dan Februari."
 
Memasuki Oktober, ketakutan selalu melanda investor global, karena tiga kali kejadian Wall Street ambles terjadi di bulan ini, yaitu pada tahun 1929, 1987, dan 2008.

Depok Jadi Tuan Rumah Pembukaan Pendaftaran PPK untuk Pilkada 2024

Yang lebih menyeramkan bagi pelaku pasar di Indonesia adalah ketika Wall Street anjlok 14 persen di 2008, indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh lebih parah lagi, lebih dari dua kali lipatnya, yaitu terjun bebas sebesar 31 persen. Waspada.
 
Pengulangan Historis

Namun, secara iterasi (pengulangan) statistik historis jangka panjang, histeria di Wall Street ternyata hasilnya berbeda jauh dengan apa yang terjadi di Indonesia, dalam hal ini IHSG. Faktanya, dalam 24 tahun terakhir, IHSG di Oktober hanya mengalami koreksi tipis sebesar 0,27 persen.
 
Secara kecenderungan di Oktober, potensi IHSG untuk bergerak positif hanya sebesar 54 persen, artinya pergerakan IHSG di Oktober masih cenderung acak. Adapun di Oktober 2007, IHSG pernah mencatatkan rekor kenaikan tertinggi sepanjang sejarah sebesar 12 persen.
 
Di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, di Oktober IHSG justru menghasilkan rerata positif sebesar 0,06 persen. Yang lebih menarik lagi, IHSG dalam empat tahun terakhir selalu bergerak positif dengan rata-rata imbal hasil sebesar empat persen. Dan, di tahun-tahun yang berakhiran angka empat, seperti 1994 dan 2004, IHSG selalu bergerak positif dengan besaran kenaikan yang persis sama, yaitu lima persen.
 
Jual Saham, Beli Rupiah
 
Aksi 'menghias jendela' di penutupan kuartal tiga belum mampu berbuat banyak, arah angin bursa global juga masih bertiup ke tenggara, ditambah depresiasi rupiah ke Rp12.255. Inflasi September diekspektasikan moderat dan akan lebih rendah dari bulan lalu, neraca perdagangan juga masih akan defisit, serta BI Rate masih bakal ajek di 7,5 persen.
 
Pergerakan rupiah saat ini sudah ke level Rp12.255, seperti posisinya di 4 Februari lalu, telah menghapus penguatannya terhadap dolar AS di tahun ini, dengan bergerak melemah ke titik terendahnya selama tujuh bulan terakhir.
 
Pelemahan tersebut, karena faktor fundamental, khususnya penguatan mata uang Paman Sam, seiring naiknya pertumbuhan ekonomi AS dan rencana The Fed untuk menaikkan suku bunganya tahun depan yang menurunkan ketertarikan investor global terhadap bursa negara berkembang. Target pelemahan rupiah terdekat adalah ke level Rp12.281, balik ke Desember tahun lalu.
 
Di lain sisi, IHSG masih bertahan di atas 5.135 saat ini adalah hanya karena sentimen semata, bukan karena faktor fundamental. Dengan pelemahan rupiah ke atas level psikologis Rp12.000, secara linear seharusnya IHSG sudah berada di bawah level 5.100 hingga 5.000.
 
Sinyal rupiah yang anjlok patut diwaspadai oleh investor di pasar modal terhadap potensi pelemahan IHSG di Oktober, karena banyak peristiwa-peristiwa monumental yang akan dirilis dan terjadi, seperti inagurasi Jokowi, pengumuman zaken kabinet, dan kebijakan pengurangan subsidi BBM.
 
Pilkada dan MD3
 
Hasil pilkada dan UU MD3 relatif tidak berkorelasi terhadap pelemahan IHSG dan bukan faktor fundamental, melainkan hanya sebagai sentimen negatif temporer yang dimanfaatkan pelaku pasar sebagai momen sesaat saja untuk mengambil keuntungan di saat bursa global dan regional sedang melemah.

KPK Siap Dampingi Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran dari Potensi Korupsi

Pengaruh tidak langsungnya keputusan tersebut. akan terlihat bilamana implementasi program presiden tersandung di parlemen, dan sifatnya relatif jangka panjang.
 
Dua Lubang
 
IHSG masih dalam saluran turunnya dalam jangka pendek dan masih terjebak di antara lubang atas dan bawah, yaitu ada lubang tahanan di 5.174 dan lubang dukungan di 5.077. Sebelum beranjangsana ke level target 5.775 di 2015, IHSG diproyeksikan memenuhi ekspektasi target pelemahan terdekat ke 4.989 dalam jangka pendek-menengah.
 
Beli untuk jangka menengah, sebaiknya hanya dilakukan, setelah IHSG turun di bawah level 5.100. Saham-saham pilihan secara teknis untuk memulai bulan Oktober ini adalah ASII, BMRI, BSDE, INTP, PGAS, TLKM, WIKA. (ren)
 
Penulis: David Cornelis, Head of Research KSK Financial Group

Ilustrasi konser musik.

Diduga Terganggu, Komika Usir Ibu Menyusui dan Bayinya saat Pertunjukkan

Komika Amerika Serikat (AS) Arj Barker memancing kontroversi setelah aksinya mengusir seorang ibu yang sedang menyusui bayinya di tengah pertunjukan.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024