Inflasi September 0,27 Persen

Elpiji 12 kg
Sumber :
  • ANTARA/Oky Lukmansyah
VIVAnews - Perekonomian Indonesia pada September tahun ini mengalami inflasi 0,27 persen, dengan kota yang mengalami inflasi tertinggi ada di Pangkalpinang.
Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

"Bulan September 2014, inflasi mencapai 0,27 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, dalam konferensi pers di gedung BPS, Jakarta, Rabu 1 Oktober 2014.
Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Suryamin mencatat bahwa inflasi tahun kalender mencapai 3,71 persen, inflasi year on year (yoy) sebesar 4,53 persen. Inflasi komponen inti September sebesar 0,29 persen dan inflasi inti yoy sebesar 4,04 persen.
Mak Vera Tepati Janji, Datang ke Makam Olga Syahputra Tengah Malam

Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), ada 64 kota yang mengalami inflasi dan 18 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi ada di Pangkal Pinang 1,29 persen dan yang terendah di Gorontalo 0,03 persen. "Deflasi tertinggi di Tual, yaitu -0,89 persen," kata dia.

Penyumbang inflasi

Lebih lanjut, Suryamin menuturkan, kenaikan harga gas elpiji dan listrik menjadi penyumbang terbesar dalam inflasi.

Dia menjelaskan, ada beberapa kelompok yang menyumbang deflasi dan inflasi. Pertama, yang mengalami deflasi adalah bahan makanan, kelompok sandang, dan transportasi. Kelompok ini mengalami deflasi 0,17 persen.

"Bahan makan terjadi deflasi, karena ada supplai beberapa komoditi cukup banyak, seperti bawang merah, ikan, dan daging," ungkapnya.

Yang kedua, adalah kelompok sandang yang mengalami deflasi 0,17 persen. "Kelompok sandang terpengaruh harga emas dan perhiasan dunia," kata dia.

Yang ketiga, adalah kelompok transportasi yang mengalami deflasi 0,24 persen. "Tarif angkutan sudah mulai turun," kata dia.

Sementara itu, ada beberapa komponen yang mengalami inflasi. Yang tertinggi adalah kelompok air, gas, listrik, dan bahan bakar yang angka inflasinya 0,77 persen.

"Ini karena kenaikan harga elpiji dan tarif listrik yang berdampak ke sektor makanan," kata dia.

Lalu, kelompok yang kedua yang inflasinya tinggi adalah makanan jadi, minuman, dan rokok sebesar 0,51 persen. Kelompok ketiga adalah pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang angkanya sebesar 0,68 persen. "Ada tahun ajaran baru di semua level (pendidikan)," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan kelompoknya, kelompok inti mengalami inflasi 0,29 persen, kelompok harga diatur pemerintah 0,54 persen, dan energi 1,44 persen. Sedangkan kelompok harga bergejolak mengalami deflasi 0,22 persen. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya