- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Laju perekonomian dunia tengah melambat. Apabila kondisi ini tak kunjung membaik, pemerintah akan merevisi target ekspor tahun ini, demikian Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperingatkan.
Pertumbuhan ekspor global pun diprediksi turun terus. "Pertumbuhan ekspor dunia diperkirakan hanya 3,1 persen dari 4,7 persen. Hal ini bersumber dari negara-negara berkembang, terutama dari Asia Utara dan Amerika Utara," ujar Lutfi di Jakarta, 2 Oktober 2014.
Selain itu, harga komoditas di pasar internasional pun sedang anjlok. Antara lain harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang merosot sekitar 25 persen. Harga CPO turun dari level US$920 per metric ton pada Januari 2014 kini menjadi US$726 per metric ton. Demikian pula dengan harga batubara, turun 7 persen.
"Memang di pasar dunia sedang terjadi kelesuan yang luar biasa," kata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu.
Kondisi ini, ia melanjutkan, membuat pemerintah mengkaji ulang target ekspor US$190 miliar untuk tahun ini. Pemerintah perlu menurunkan target pendapatan ekspor apabila harga CPO di pasar komoditas internasional tak mengalami pemulihan.
"Kami akan revised down meskipun ada beberapa sektor yang membaik seperti harga logam yang naik tinggi sekali. Perkiraan kami akan revise down sekitar 5 persen dari target tahun ini," kata Lutfi.
Namun, Lutfi pesimistis harga CPO bakal terkerek naik dalam waktu dekat. "Harga CPO tidak akan terjadi kenaikan signifikan karena melemahnya permintaan dunia dan tidak adanya sektor yang bisa mengenjot harga CPO tersebut," kata mantan Duta Besar RI untuk Jepang itu. (ren)