Wamendag: Peminat Produk Indonesia Tetap Tinggi

Pameran Batik "Pasaraya Tribute To Batik"
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi
- Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, Rabu 15 Oktober 2014, menyatakan bahwa total nilai transaksi dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini mencapai US$1,42 miliar atau setara Rp17,35 triliun. Angka perolehan ini terdiri dari total nilai transaksi produk US$814,3 juta dan total nilai transaksi jasa US$105,09 juta selama penyelenggaraan pameran dagang Indonesia terbesar itu.

PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik

Ia menjelaskan, peningkatan yang terjadi dalam pelaksanaan TEI 2014 dibandingkan capaian tahun lalu adalah nilai transaksi produk naik sebesar 17,64 persen. Sedangkan nilai transaksi jasa mengalami kenaikan lebih tinggi, yaitu sebesar 59,48 persen.
Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM


Adapun nilai investasi pada penyelenggaraan TEI  2014 mencapai US$500 juta atau turun sebesar 53 persen dibanding tahun lalu. 


Menurut Bayu, penurunan nilai investasi dalam rencana TEI 2014 ini tidak masalah. Alasannya, karena memang penyelenggaraan TEI memang tidak difokuskan untuk menarik investasi.


"Kami mendesain TEI fokus pada transaksi perdagangan," ujar Bayu di Jakarta.


Selain itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal secara khusus telah melaksanakan tugasnya untuk secara intensif mempromosikan program investasi di Indonesia melalui ajang-ajang pameran lain.


Kementerian Perdagangan mencatat bahwa TEI 2014 diikuti 1.550 peserta pameran. Antara lain melibatkan 325 peserta dari sektor manufaktur, 198 dari sektor furniture, 331 dari makanan dan minuman, 284 dari fesyen dan produk premium, 403 dari UKM dan perwakilan daerah.


Pengunjung TEI 2014 mencapai 14.345 dari 118 negara, atau meningkat 53,34 persen dibanding pengunjung tahun lalu yang sebanyak 9.343 dari berbagai negara. Adapun pengunjung terbanyak berasal Malaysia, India, Singapura, Arab Saudi, dan Bangladesh. Ajang tahun ini juga diikuti 1.541 delegasi misi dagang dari 64 negara.


Menurut Bayu, produk yang paling diminati dalam ajang ini antara lain furniture, makanan olahan, tekstil dan produk tekstil, building material, kertas dan produk kertas, alat medis, otomotif dan komponennya, kopi, makanan dan minuman, serta CPO dan turunannya.


"Dapat kita lihat bahwa kepercayaan pasar terhadap produk Indonesia cukup tinggi, minat kepada produk Indonesia tetap tinggi, dan produk yang diminati makin beragam," kata Bayu.


Adapun permintaan sektor jasa sebagian besar berasal dari Jepang, Malaysia, Qatar, Ethiopia, Taiwan, dan Belanda. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat jumlah permintaan tenaga kerja Indonesia sebanyak 11.961 orang dari 19 negara.


Menurut Bayu, ini menunjukkan keunggulan kompetitif di sektor jasa yang dimiliki Indoensia. Apalagi, mengingat Indoneisia akan segera menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 di mana tingkat  persaingan ditengarai akan makin ketat.


"Para pekerja asing akan bebas masuk ke Indonesia dan akan bersaing dengan tenaga kerja dalam negeri. Jasa hospitality paling diminati buyers, disusul jasa di bidang konstruksi, teknik, agrikultur, perikanan, manufaktur, serta kesehatan," kata Bayu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya