Sumber :
- ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
VIVAnews
- Pembangunan jembatan Comal sebelah utara Kabupaten Pemalang mulai dilakukan pada Selasa 21 Oktober 2014. Penutupan satu lajur jembatan penghubung Jakarta-Semarang itu akan menimbulkan kemacetan.
"Kami resmi kerjakan yang di utara. Artinya, yang di utara mulai dikerjakan hari ini," kata Pejabat Pembuat Komitmen Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Wilayah Pemalang, Ya’foor Sulaiman, saat dikonfirmasi VIVAnews di Semarang, Rabu 22 Oktober 2014.
"Kami resmi kerjakan yang di utara. Artinya, yang di utara mulai dikerjakan hari ini," kata Pejabat Pembuat Komitmen Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Wilayah Pemalang, Ya’foor Sulaiman, saat dikonfirmasi VIVAnews di Semarang, Rabu 22 Oktober 2014.
Dia memastikan, perbaikan tersebut bakal membuat kemacetan kendaraan dari atau pun menuju ke wilayah Kota Semarang dan berbagai wilayah di Jawa Tengah. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan petugas polisi membuat rekayasa lalu lintas.
"Kami kerja sama dengan pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan, kewenangan ada pada mereka," ujar Ya'foor.
Menurut dia, prediksi kemacetan lalu lintas memang wajar, mengingat volume kendaraan yang tidak tertampung, dengan luas jembatan Comal sisi selatan yang sudah bisa dilalui kendaraan jenis apa pun.
"Bayangkan dari empat jalur menjadi dua jalur, ya pasti bakal ada kemacetan," ujarnya.
Selesai akhir tahun
Ya'foor menambahkan, untuk target pembangunan jembatan Comal sisi utara, diperkirakan selesai pada pertengahan Desember 2014. "Jadwal kami pertengahan Desember selesai," ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya optimistis jika perbaikan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Pekalongan tersebut bakal tepat waktu. "Ya, mudah-mudahan selesai tepat waktu. Sesuai jadwal," ungkapnya. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia memastikan, perbaikan tersebut bakal membuat kemacetan kendaraan dari atau pun menuju ke wilayah Kota Semarang dan berbagai wilayah di Jawa Tengah. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan petugas polisi membuat rekayasa lalu lintas.