Lima Tahapan Kunci Meraih Financial Freedom

Mata uang Dolar AS
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Setiap orang berharap bisa mencapai kondisi financial freedom (kondisi, di mana kita tak lagi menggantungkan hidup pada pekerjaan sehari-hari) dalam hidupnya.

Segini Kecepatan Xpander saat Tabrak Showroom di PIK 2 hingga Buat Porsche Ringsek

Ini adalah tahapan, di mana seseorang tetap menikmati penghasilan yang melimpah dengan lancar, meski tak perlu lagi bekerja penuh sejak pagi hingga petang.

Namun, untuk meraih tahapan financial freedom ini butuh proses panjang dan tidak mudah.

"Hanya orang-orang dengan mindset positif dan keteguhan hati yang bisa menembusnya. Sebab, ada lima tahapan kunci yang perlu didaki, agar kita bisa mencapai puncak tangga: financial freedom," ujar Yodhia Antariksa, pakar strategi bisnis.

Berikut lima tahapan panjang yang sering dialami orang, saat ingin berjuang mendaki tangga financial freedom, seperti dilansir strategimanajemen.net.

Step 1 : Financial deficit

Ini adalah jalan terjauh dari puncak financial freedom. Dalam tahap ini, penghasilan seseorang bahkan tidak cukup untuk memenuhi biaya hidupnya. Gaji hanya Rp4 juta sebulan; pengeluaran hidup sudah tembus Rp6 juta. Atau, gaji Rp10 juta, tetapi pengeluaran sebulan Rp15 juta. Keuangannya tidak sehat alias selalu defisit.

Akibatnya, orang tersebut berutang, entah kepada keluarga, teman, kepada koperasi di kantor, atau bahkan terjebak pada utang kartu kredit.

Padahal, kartu kredit bisa menciptakan ilusi kekayaan yang semu dan mematikan: gesek sini, gesek sana. Ilusinya akan hilang, begitu tagihan datang dengan bunga yang mencekik datang. Dari mana uangnya untuk bayar semua utang ini?

Step 2 : Financial sufficient

Anti Panik! Siapkan Dana Darurat Ini Agar Kebutuhan Mendesak Tak Ganggu Keuanganmu

Dalam tahapan ini, penghasilan seseorang sama besarnya dengan pengeluaran. Begitu gaji datang, sudah langsung terpotong tagihan ini itu, dan sisanya pas --kadang mepet-- untuk biaya hidup sebulan ke depan.

Bagi orang-orang dalam tahapan ini, ide menabung adalah sebuah kemewahan. Apalagi yang bisa ditabung? Uang cap monopoli?

Step 3 : Financial saving

Dalam tahapan ini, orang mulai bisa menyisihkan penghasilan untuk ditabung, atau diinvestasikan.

Dalam ilmu perencanaan keuangan ada formula: 40 persen untuk biaya hidup, 30 persen untuk bayar tagihan kredit (kredit rumah, kredit sepeda motor, kredit mobil, dan lain sebagainya), dan sisa 30 persen untuk ditabung, atau diinvestasikan.

Jadi, kalau orang itu punya penghasilan Rp10 juta, ia harus bisa menabung Rp3 juta. Kalau penghasilan Rp15 juta, maka Rp5 juta harus bisa ditabung, atau diinvestasikan.

Step 4 : Financial harvesting

Kisah Inspiratif: Pecandu Alkohol Menjadi Mualaf Tersentuh Perilaku Muslim di Bulan Ramadhan

Dalam tahapan ini, orang sudah mulai bisa memanen hasil investasi rutin yang ia lakukan dalam tahapan sebelumnya.

Misal, ia punya reksadana senilai Rp200 juta, dan ternyata tahun ini ada return sebesar 20 persen, maka ia mendapatkan income tambahan sebesar Rp40 juta. Jika hasil ini diinvestasikan kembali, bisa menciptakan efek akumulatif yang signifikan.

Atau contoh lain: tabungan yang ia simpan telah dibelikan sebidang tanah di lokasi yang cukup strategis. Dalam waktu beberapa tahun, nilai jual tanah itu sudah naik sekitar 100 persen. Maka return sebesar 100 persen ini merupakan tambahan penghasilan yang didapatkan selain income tetap dari pekerjaan, atau bisnisnya.

Step 5 : Financial Freedom

Inilah tangga puncak dari kondisi finansial seseorang. Inilah saat seseorang telah memiliki investasi, atau aset aktif yang mampu menghasilkan return yang memadai untuk membiayai kehidupannya sehari-hari, tanpa orang itu harus terus menerus bekerja lagi.

Contoh sederhana: orang tersebut memiliki deposito senilai Rp3 miliar. Maka ia bisa mendapatkan return tahunan sebesar Rp150 juta. Ini mungkin cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.

Atau, misalnya orang itu punya aset kos-kosan di dekat suatu kampus universitas ternama sebanyak 20 kamar. Dengan tarif Rp750 ribu per kamar, ia bisa mendapatkan penghasilan pasif (passive income) sebesar Rp15 juta per bulan. Ini mungkin cukup untuk biaya hidupnya selama sebulan.

Atau, mungkin orang itu punya lima ruko di berbagai lokasi kota-kota besar, seperti Semarang, Jakarta, Bekasi, dan lain-lain. Disewakan rata-rata Rp50 juta per tahun, maka ia bisa mendapatkan passive income sebesar Rp250 juta setahun.

Deposito. Kamar kos-kosan. Ruko. Ini adalah contoh aset aktif yang membuat uang bekerja untuk kita. "Jadi, bukan kita yang termehek-mehek mengejar uang, sejak fajar menyingsing hingga petang menjelang," kata Yodhia. (asp)

Gedung BRI

Konsisten Mengomunikasikan Value Perusahaan, BRI Raih 6 Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Konsistensi BRI mengomunikasikan value kepada khalayak luas ini mendapatkan apresiasi di bidang komunikasi dari PR Indonesia Awards (PRIA) 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024