VIVAnews - Kejatuhan industri otomotif Amerika Serikat, membawa kekhawatiran sendiri bagi industri otomotif Indonesia. Harga Otomotif Paman Sam yang terpangkas 50 persen dikhawatirkan semakin menekan melambatnya ekonomi industri otomotif Indonesia.
Pasar Indonesia yang terbuka membuat peluang masuknya produk otomotif dari Amerika yang tidak laku masuk ke Indonesia. "Ini pasar bebas. Di Amerika produsen menawarkan beli satu gratis satu. Artinya harga dipotong 50 persen," kata Ketua Gabungan Industri Otomotif Indonesia Gunadi Sindhuwinata setelah Executive Leadership Seminar di Balai Kartini, Jakarta, 5 Mei 2009.
Yang membuat pasar otomotif Indonesia masih tetap bertahan adalah pemberlakuan Bea Masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Bea Masuk. "Sehingga harga pasar produk nasional masih bisa bersaing dan menahan laju impor otomotif AS," tuturnya.
Tren penurunan penjualan otomotif di Indonesia telah terasa sejak Oktober 2008 hingga April 2009. Penjualan otomotif roda empat menurun 26 persen selama kuartal I 2009 menjadi 130ribu unit. Sedangkan penjualan roda dua menurun 14 persen dengan 1,2 juta unit sepeda motor.
Walaupun penjualan April diperkirakan masih menurun, Gunadi optimistis pangsa pasar otomotif mulai membaik. "Penjualan Februari mulai naik, Maret penjualan sedikit menurun karena ada pengaruh konsentrasi Pemilu," katanya. Dia yakin pada semester dua 2009, pasar otomotif nasional akan semakin membaik.
Mengenai berapa suku bunga ideal untuk kembali mendongkrak penjualan otomotif, Gunadi menyatakan banyak hal yang mempengaruhi permintaan. Dia mengatakan dengan kondisi suku bunga mencapai 9 - 10 persen, dan keadaan makro baik sektor riil masih berjalan. "Dalam keadaan seperti suku bunga enam persen masih belum cukup memberikan peranan signifikan," katanya.
Selain faktor suku bunga, dia melanjutkan, inflasi menimbulkan banyak pengaruh. Saat inflasi mencapai delapan hingga sembilan masih bisa berlaku dengan kondisi makro ekonomi yang mendukung. Kendala utama saat ini adalah penyaluran dana Perbankan masih selektif untuk mencegah kredit bermasalah (NPL).
"Penurunan BI rate sangat positif karena masyarakat terpacu untuk membeli," kata Gunadi yang juga Wakil Ketua Bidang Perindustrian, Riset, dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri itu.
Menurut dia, penurunan suku bunga tidak hanya berguna bagi kredit untuk pengusaha selain stimulus fiskal. Stimulus akan memberikan hasil dalam waktu setahun melalui peningkatan produksi. "Kalau tidak ada pasar untuk menyerap percuma saja," katanya.
VIVA.co.id
23 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Peminat Mobil Baru Honda Turun di 2024, Model Ini Masih Diburu Orang RI
100KPJ
sekitar 1 jam lalu
Peminat mobil baru Honda menurun di kuartal pertama 2024 jika dibandingkan pada 2023, seperti yang terlihat dari data penjualan ritel Gaikindo, atau Gabungan Industri Ken
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
YouTuber sekaligus influencer mualaf Daud Kim memutuskan untuk mengembalikan uang donasi untuk pembangunan masjid di Daegu, Korea Selatan, seiring dengan kontroversinya..
Happy Asmara bersama Gilga sahid kembali jadi sorotan, kali ini keduanya dikabarkan sudah menikah usai penampilannya di atas panggung belum lama ini viral.
Selengkapnya
Isu Terkini