Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan naik sebelum 2015. Mantan Ketua Palang Merah Indonesia itu menyebut dengan mencabut subsidi, maka bisa membuat Indonesia lebih sehat.
Hal itu diucapkan JK usai menggelar pertemuan secara tertutup dengan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 29 Oktober 2014.
Hal itu diucapkan JK usai menggelar pertemuan secara tertutup dengan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 29 Oktober 2014.
"Dengan subsidi dicabut, kita bisa berkonsentrasi untuk membuat negeri ini lebih sehat melalui pembangunan lebih banyak jalan dan rumah sakit," kata JK.
Namun, dia tidak merinci bagaimana langkah pemerintah mengambil keputusan itu. Entah dengan mencabut subsidi itu sebagian, atau dilakukan secara serentak.
"Ya, pokoknya kami akan kurangi subsidi. Dengan begitu, kita memindahkan hal konsumtif ke hal produktif," kata dia.
Sebelumnya, Joko Widodo dan JK berharap kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dilakukan ketika era kepemimpinan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, keduanya sempat membahas hal itu, dalam pertemuan tertutup di Nusa Dua, Bali pada akhir Agustus lalu.
SBY menolak menaikkan harga BBM, karena merasa kebijakan itu akan melukai rakyat. Sementara itu, JK menyebut jika harga BBM tetap dipertahankan seperti saat ini, dana tersebut diperkirakan akan habis pada November 2014.
"Kalau habis, mau cari dari mana uangnya?" kata JK, akhir Agustus lalu sebelum dilantik.
Menurut mantan Deputi Tim Transisi, Andi Widjajanto, rentang kenaikan harga BBM yang ditawarkan Jokowi-JK berkisar Rp500-Rp3.000 per liter. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dengan subsidi dicabut, kita bisa berkonsentrasi untuk membuat negeri ini lebih sehat melalui pembangunan lebih banyak jalan dan rumah sakit," kata JK.