Bila Harga BBM Naik, Biro Wisata di Yogya Ingin Naikkan Tarif

Petugas Melakukan Pengisian BBM
Sumber :
  • Antara/Fanny Octavianus
VIVAnews
Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen
- Sejumlah biro perjalanan wisata di Yogyakarta sudah berancang-ancang menaikkan tarif paket kunjungan wisata. Itu menyikapi kabar rencana pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada November 2014.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Suryo, pemilik biro perjalanan Sarana Internusa, mengatakan bahwa kenaikan harga BBM mencapai Rp2.000 per liter atau sekitar 30 persen dari harga sebelumnya, berdampak pada naiknya paket wisata sebesar 10 persen.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial


"Jika dipukul rata seluruh komponen maka kenaikan paket wisata mencapai 10 persen. Seperti paket wisata dari Yogya-Bali yang semula Rp800 ribu per orang kini menjadi Rp900 ribu per orang,” katanya di Yogyakarta, Kamis, 30 Oktober 2014.


Menurutnya, komponen kenaikan tertinggi terjadi pada moda angkutan, yang semula sewa bus besar sebesar Rp2,3 juta per 24 jam, dengan kenaikan BBM sebesar 30 persen, sewa bus mencapai Rp2,6 per 24 jam.


"Ada kenaikan Rp300 ribu per 24 jam yang nantinya juga diikuti kenaikan harga sewa kamar hotel, makanan, dan lain-lain, meski tak sebesar kenaikan di transportasinya," ujarnya.


Edi Prabowo, pemilik Garuda Java Tour and Travel, mengaku bahwa kenaikan BBM jelas akan berdampak pada naiknya harga sewa bus untuk wisata. Sebab harga BBM juga naik.


Untuk harga sewa bus wisata ukuran tiga per empat, biasanya Rp1,5 juta per 24 jam, bisa naik menjadi Rp1,8 juta per 24 jam.


"Sebelum ada kenaikan BBM, harga masih tetap, namun pesanan bus mulai bulan November sudah ada rencana kenaikan," ujarnya.


Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa harga BBM akan naik sebesar Rp3.000 per liter pada November 2014. Ia mengklaim bahwa Jokowi dan Jusuf Kalla sudah sepakat memutuskan kenaikan harga BBM bersubsidi itu.


Menurut Luhut, langkah menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit anggaran senilai Rp27 triliun. Pemerintah Jokowi juga harus menanggung utang kekurangan bayar BBM subsidi sebesar Rp46 triliun. Tanpa kenaikan ini, kas negara bisa minus Rp72 triliun. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya