Mantan Gubernur BI: Merger Bank BUMN Tak Sulit

Anjungan Tunai Mandiri.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Bila pemerintah mempunyai kejelasan mengenai arah pengembangan perbankan nasional, proses merger bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) tidak terlalu sulit dilakukan dan tidak memakan waktu lama.

Apalagi, pemerintah telah berpengalaman menangani proses merger, yang kemudian melahirkan dua bank tangguh, yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Permata Tbk.

“Proses konsolidasi perbankan tidak memakan waktu lama. Selama niatnya jelas, itu mudah dilakukan," jelas Mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014.

Yang butuh proses, Burhanudin melanjutkan, adalah sinkronisasi kultur dan teknologi masing-masing bank. Belajar dari merger yang melahirkan Bank Mandiri, tidaklah terlalu sulit untuk menyatukan bank BUMN.

Menurut Burhanuddin, konsolidasi perbankan tentu membutuhkan proses, namun terealisasi, atau tidak, serta kecepatan prosesnya tergantung pada niatan awal pemerintah.

"Industri perbankan nasional, terutama bank-bank BUMN, membutuhkan arah pengembangan di masa mendatang dari pemerintah, apalagi menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)," tambahnya.

Indonesia, lanjut Burhanuddin, harus menyelesaikan tantangan daya saing perekonomian nasional yang belum tertata dengan baik. Hal tersebut, terlihat dari tingkat suku bunga kredit dan dana yang cukup tinggi di ASEAN.

Apalagi, aset perbankan Indonesia saat ini teramat rendah, yakni hanya 40 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, aset perbankan di Malaysia mencapai 150 persen dan Jepang 300 persen terhadap PDB.

Kondisi itu, membuat Burhanuddin prihatin. Dia menilai, tingkat saving masyarakat dan pengusaha di bank nasional sangat minim. Pemerintah harus memikirkan cara, agar pengusaha nasional mau menyimpan uangnya di dalam negeri.

"Survei yang pernah saya baca, 38 persen aset orang Indonesia itu ternyata disimpan di bank luar negeri. Seharusnya, aset perbankan kita normalnya 80 persen dari PDB," kata dia.

Untuk itu, pemerintah sangat berkepentingan untuk memperkuat dan membesarkan bank-bank BUMN hingga menjadi pemain utama di ASEAN.

Pejabat yang Rangkap Jabatan di BUMN Diminta Buat LHKPN

"Kenapa pemerintah harus memiliki dua bank seperti BNI dan Mandiri yang harus bersaing satu sama lain, bukannya diarahkan untuk bersaing menghadapi bank-bank di kawasan ASEAN," jelas dia. (asp)

Visualisasi pengembangan organisasi BRI melalui BRIVolution 2.0

Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0

Manfaatkan momentum pandemi sebagai stimulus terjadinya pengembangan organisasi, BRI dorong implementasi BRIVolution 2.0

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021